(Vibizmedia – Jakarta)Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dikabarkan telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, guna membahas peluang kerja sama dalam bidang teknologi perikanan berkelanjutan yang dapat diterapkan di Indonesia.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, pada Senin (21/4/2025), dan turut dihadiri oleh Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Sten Frimodt Nielsen, Menteri Trenggono disebut-sebut menunjukkan fasilitas Command Center milik KKP serta memaparkan implementasi program Ekonomi Biru yang menjadi strategi utama dalam pengelolaan kelautan dan perikanan berkelanjutan di Indonesia.
Melalui siaran pers yang diterima pada Kamis (24/4/2025), Menteri Trenggono menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki roadmap Ekonomi Biru serta Command Center sebagai pusat pemantauan data untuk memastikan seluruh aktivitas kelautan berjalan secara berkelanjutan.
Teknologi satelit yang digunakan oleh Command Center diketahui dimanfaatkan untuk memantau pergerakan kapal-kapal perikanan di wilayah laut Indonesia. Data dari hasil pemantauan tersebut kemudian digunakan oleh tim pengawas KKP untuk melacak kapal yang terlibat dalam praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUUF).
Menteri Trenggono mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah Denmark dalam bentuk kerja sama teknologi satelit demi memperkuat dan mengintegrasikan sistem Command Center. Fasilitas ini dirancang untuk menyatukan seluruh sistem informasi KKP, mencakup infrastruktur, data satelit, pengembangan sumber daya manusia, serta sistem pengawasan terhadap pemanfaatan ruang laut.
Dari pihak Denmark sendiri, dipaparkan mengenai teknologi drone laut yang dikembangkan oleh perusahaan maritim di negara tersebut. Teknologi ini disebut dapat membantu dalam aktivitas pengawasan serta pemantauan ruang laut.
Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, menyebut bahwa tahun ini merupakan momen istimewa karena menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Denmark dan Indonesia. Ia juga menyampaikan bahwa meskipun kedua negara terpisah jarak yang jauh, keduanya memiliki banyak kesamaan sebagai negara maritim. Rasmussen menyatakan bahwa kedua negara memiliki potensi kerja sama khususnya dalam memantau praktik penangkapan ikan ilegal, serta mengaku terkesan dengan infrastruktur pemantauan laut milik KKP.
Sebagai tambahan informasi, disebutkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Denmark di bidang perikanan telah berlangsung lama. Pada tahun 2024, Indonesia mengalami surplus dalam neraca perdagangan produk perikanan dengan Denmark, di mana nilai ekspornya mencapai USD 6,449 juta sementara nilai impornya sebesar USD 5,709 juta.