Apakah Wine Rendah Kalori Layak Dicoba?

Jika ingin memilih wine rendah kalori, pastikan apakah benar-benar lebih rendah kalori dibanding versi regulernya? Apakah rasa dan kualitasnya tetap terjaga? Jika wine rendah kalori terasa hambar dan kurang memuaskan, lebih baik pilih wine berkualitas dengan porsi yang lebih bijak.

0
45
wine rendah kalori
Sumber : Pexel

(Vibizmedia-Gaya Hidup) Pernah bertanya-tanya berapa banyak kalori dalam segelas wine? Jika tebakan Anda lebih dari 200, Anda tidak sendirian—tapi itu keliru. Dalam survei 2022, hampir seperempat dari 1.005 peminum wine mengira segelas wine 5 ons mengandung lebih dari 200 kalori. Padahal, kebanyakan wine kering hanya memiliki sekitar 100-120 kalori per gelas.

Bahkan, Brut Champagne, yang dikenal sebagai salah satu jenis wine paling kering, hanya mengandung 76 kalori dan hampir tidak ada tambahan gula. Versi zero-dosage (tanpa tambahan gula) memiliki sekitar 108 kalori per gelas—lebih sedikit jika diminum dalam flute standar.

Ketidaktahuan banyak orang tentang jumlah kalori dalam wine ini dimanfaatkan oleh produsen dengan mencantumkan klaim low-calorie secara mencolok pada label botol mereka. Istilah seperti zero sugar atau low carbs dapat membuat konsumen berpikir bahwa wine ini jauh lebih sehat—padahal banyak wine biasa yang secara alami juga rendah gula dan karbohidrat.

Tren Wine Rendah Kalori: Inovasi atau Sekadar Strategi Pemasaran?

Pasar wine rendah alkohol dan rendah kalori terus berkembang. Menurut data IWSR, segmen ini diperkirakan tumbuh 4% di 10 pasar utama hingga 2028. Rantai ritel Total Wine & More, misalnya, memiliki rata-rata 45 jenis wine rendah kalori/alkohol di setiap tokonya.

Sauvignon Blanc menjadi yang paling populer dalam kategori ini. Setengah dari 12 wine rendah kalori yang diuji berbahan dasar Sauvignon Blanc, diikuti oleh Pinot Grigio dan Chardonnay. Menariknya, hampir semua pilihan dalam kategori ini adalah wine putih—hampir tidak ada wine merah yang memenuhi syarat sebagai rendah kalori.

Chateau Ste. Michelle, salah satu produsen besar, baru-baru ini merilis Sauvignon Blanc dan Chardonnay low-calorie mereka dengan 9% alkohol dan 80 kalori per gelas. Labelnya dengan jelas mencantumkan Zero Sugar. Namun, versi regulernya yang memiliki 13% alkohol hanya sedikit lebih tinggi, yakni 116-124 kalori dan kurang dari 1 gram gula per gelas.

Jadi, apakah perbedaannya benar-benar signifikan? Bagaimana proses pengurangan alkoholnya?

Beberapa teknik yang digunakan produsen untuk menurunkan kadar alkohol dalam wine antara lain:

  • Reverse osmosis – Alkohol dipisahkan dari sebagian wine menggunakan filter selektif, lalu campuran ini dikembalikan ke sisa wine yang masih memiliki kadar alkohol penuh.
  • Spinning cone – Proses penyulingan canggih yang dapat mengurangi kadar alkohol tanpa menghilangkan terlalu banyak aroma dan rasa.
Wine rendah kalori
Sumber : Ste. Michelle

Bagaimana rasanya? layak dicoba atau tidak?

Seorang ahli wine mencoba beberapa jenis wine rendah kalori, dengan hasil yang bervariasi.

Layak Dicoba

  1. Chateau Ste. Michelle Sauvignon Blanc Light (9% ABV, 80 kalori) – Ringan, segar, dan seimbang.
  2. Decoy Featherweight Sauvignon Blanc (9% ABV, 80 kalori) – Mirip dengan versi regulernya, hanya lebih ringan.
  3. Kim Crawford Illuminate Sauvignon Blanc (7% ABV, 70 kalori) – Aroma citrus yang segar, cocok untuk diminum dalam suasana santai.

Kurang Memuaskan

  1. Francis Coppola Diamond Collection Vibrance Pinot Grigio (80 kalori) – Terlalu ringan, hampir tanpa karakter.
  2. Cavit Cloud 90 Pinot Grigio (90 kalori) – Hambar, tanpa kompleksitas rasa.
  3. Klean Pinot Grigio (85 kalori) – Aroma terlalu herbal, tidak seimbang.
  4. FitVine Pinot Grigio (110 kalori, 12.5% alkohol) – Rasa buatan dengan aftertaste kimiawi.
  5. Kim Crawford Illuminate Sparkling Wine (7% ABV) – Aroma buah tropis kalengan dengan aftertaste yang kurang menyenangkan.

Sebagai perbandingan, ahli wine tersebut juga mencoba Mittnacht Cremant d’Alsace Extra Brut—bukan wine yang dipasarkan sebagai rendah kalori, tetapi dengan 111 kalori, 12% alkohol, dan kurang dari 1.8 gram gula, wine ini memiliki keseimbangan yang jauh lebih baik. Rasanya kering, segar, dengan aroma pir dan rempah yang elegan.

Apakah menjadi pilihan yang lebih baik?

Bagi yang ingin menikmati wine tanpa mengkhawatirkan kalori, ada banyak wine biasa yang sudah cukup ringan tanpa harus melalui proses pengurangan alkohol. Champagne kering, sparkling wine, dan Vinho Verde adalah contoh wine yang secara alami memiliki kalori rendah tanpa perlu teknik tambahan seperti spinning cone.

Jika ingin memilih wine rendah kalori, pastikan apakah benar-benar lebih rendah kalori dibanding versi regulernya? Apakah rasa dan kualitasnya tetap terjaga? Jika wine rendah kalori terasa hambar dan kurang memuaskan, lebih baik pilih wine berkualitas dengan porsi yang lebih bijak.

Sekalipun memang terdengar menarik, terutama bagi yang ingin menikmati wine tanpa merasa bersalah soal kalori. Namun, apakah ini benar-benar inovasi atau hanya strategi pemasaran?

Faktanya, banyak wine biasa sudah memiliki kalori rendah secara alami. Champagne kering, misalnya, bisa lebih rendah kalorinya dibanding hanya wine dengan label low-calorie. Jadi, jangan langsung tergiur klaim “zero sugar” atau “low carbs” tanpa melihat faktanya.

Dari segi rasa, beberapa wine rendah kalori memang enak dan seimbang, tapi banyak juga yang terasa hambar atau kehilangan karakter aslinya. Proses pengurangan alkohol bisa mengurangi kompleksitas rasa, membuatnya kurang memuaskan dibanding versi regulernya.

Bagi yang benar-benar ingin mengurangi kalori, solusi terbaik mungkin bukan mencari yang rendah kalori, melainkan memilih wine berkualitas dan menikmatinya dengan porsi lebih kecil. Daripada minum wine yang kurang enak hanya karena rendah kalori, lebih baik menikmati yang benar-benar lezat dalam jumlah wajar.

Jadi, wine rendah kalori bisa jadi opsi menarik, tapi jangan sampai terjebak gimmick. Pilih wine yang benar-benar enak, bukan hanya yang diklaim sehat!