(Vibizmedia – IDX) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan bursa saham, penutupan Kamis sore ini (6/2), terpantau merosot tajam 148,692 poin (2,12%) ke level 6.875,536 setelah dibuka turun ke level 6.969,915.
IHSG bergerak melemah tajam ke 7,5 bulan terendahnya, sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya bias menguat mengabaikan gejolak perang tariff, serta mengikuti Wall Street yang berakhir semalam serempak dalam gain.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah 0,28% atau 45 poin ke level Rp 16.325, dengan dollar AS di pasar uang Eropa naik setelah terkoreksi 3 hari di sesi global sebelumnya; berupaya bangkit dari seminggu terendahnya di antara investor mencerna arah dinamika perang dagang belakangan ini.
Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.280, serta terpantau terkoreksi setelah rally kuat 2 hari.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah 54,313 poin (0,77%) ke level 6.969,915. Sedangkan indeks LQ45 turun 6,220 poin (0,78%) ke level 795,250. Siang ini IHSG melemah 137,364 poin (1,96%) ke level 6.886,864. Sementara LQ45 terlihat turun 0,78% atau 6,220 poin ke level 795,250.
IHSG kemudian lebih tertekan dan ditutup melemah tajam 148,692 poin (2,12%) ke level 6.875,536, sedangkan LQ45 turun 23,83 poin (2,97%) ke level 777,640. Tercatat saat ini sebanyak 176 saham naik, 428 saham turun dan 196 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional sore ini mixed menguat di antaranya Nikkei yang menanjak 0,61%, dan Hang Seng yang melaju 1,43%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini bergerak melemah tajam ke 7,5 bulan terendahnya, sementara bursa kawasan Asia sore ini bias menguat mengabaikan gejolak perang tariff.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan berupaya rebound pendek dari oversold area-nya, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.175 dan 7.325. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.830, dan bila tembus ke level 6.728.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group