IHSG Dibuka Fluktuatif Hari ini Jelang Libur Natal

0
88
IHSG Dibuka Fluktuatif Hari Ini Jelang Libur Natal

 

(Vibizmedia – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung fluktuatif pada awal perdagangan sesi I Selasa (24/12/2024), jelang libur Natal 2024.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,17% ke posisi 7.108,22. Selang tujuh menit setelah dibuka, IHSG cenderung berbalik turun tipis 0,08% ke 7.091,06.

Berdasarkan pengamatan pasar, tercatat 183 saham naik, 163 saham turun, dan 209 saham stagnan.

Sebanyak tujuh indeks sektoral menyeret angkah IHSG pada pagi ini. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni IDX-NonCyc 0,69%, IDX-Techno 0,61%, dan IDX-Cyclic 0,57%.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 670 miliar dengan volume transaksi mencapai 842 juta lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 78.604 kali.

Pada perdagangan pekan ini yang minim sentimen, pasar keuangan Indonesia akan dipengaruhi oleh sentimen yang berasal dari luar negeri.

Terutama rilis data-data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) yang dapat memberikan sinyal terhadap kebijakan suku bunga oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Kabar kurang menggembirakan datang dari AS, di mana kepercayaan konsumen AS secara tak terduga melemah pada bulan Desember. Hal ini disebabkan karena euforia pasca-pemilu memudar dan kekhawatiran tentang kondisi bisnis di masa depan muncul.

The Conference Board pada Senin kemarin melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 104,7 bulan ini. Dari 112,8 di bulan November, yang telah direvisi naik.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan indeks akan naik menjadi 113,3 dari laporan sebelumnya yang menyebutkan angka 111,7.

Konsumen mulai menyadari dampak negatif potensial dari tarif terhadap ekonomi. Survei dari The Conference Board pada Senin menunjukkan 46% konsumen memperkirakan tarif akan meningkatkan biaya hidup.

Namun, konsumen tetap optimis terhadap pasar tenaga kerja, penggerak utama ekonomi melalui belanja konsumen.
Indikator pasar tenaga kerja dalam survei tersebut meningkat ke level tertinggi tujuh bulan sebesar 22,2 dari 18,4 di bulan November.

Hal ini didasarkan pada pandangan responden tentang apakah pekerjaan melimpah atau sulit didapat.
Indikator ini berkorelasi dengan tingkat pengangguran dalam laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja. Tingkat pengangguran saat ini berada di angka 4,2%.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting