(Vibizmedia – Minahasa) PT PLN Nusantara Power (PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) Minahasa mulai menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berbasis drone sebagai upaya meningkatkan produksi di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Langkah ini dilakukan untuk menjaga keandalan produksi listrik pada PLTA Tonsealama dan PLTA Tanggari, yang saat ini hanya mencapai sekitar 70% dari kapasitas normal karena musim kemarau ekstrem dan tingginya pertumbuhan eceng gondok di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menjelaskan bahwa TMC memiliki peran penting dalam menjaga kecukupan volume air di waduk DAS Tondano, sehingga produksi energi listrik di PLTA UP Minahasa dapat ditingkatkan.
Metode TMC menggunakan drone dengan teknik Drone Rotary (Extended GBG) dianggap sesuai untuk diterapkan di Danau Tondano, mengingat danau tersebut berada di jalur penerbangan yang ramai dan memiliki luas yang terbatas, sehingga penggunaan pesawat kurang efektif.
Dalam penerapan TMC, drone digunakan untuk menyemai awan dengan bahan higroskopis yang bertujuan meningkatkan curah hujan di area tangkapan air Danau Tondano. Selain itu, PLN NP UP Minahasa bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi menerapkan metode Biological Control untuk mengendalikan pertumbuhan eceng gondok yang menghambat aliran air ke PLTA.
Asisten II Bupati Minahasa, Arody Tangkere, menyambut baik inisiatif tersebut dan mengingatkan pentingnya mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dalam penerapan teknologi ini. Arody juga menyebut bahwa riset yang diluncurkan diharapkan bisa menjadi solusi konkret terhadap masalah iklim dan cuaca yang tidak menentu.