(Vibizmedia – Jakarta) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memperkirakan kinerja perusahaan pada akhir 2024 tetap sesuai rencana dan menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Hal ini didukung oleh strategi penguatan kinerja yang dijalankan perusahaan, termasuk peningkatan kapasitas produksi dengan menambah empat armada menjelang akhir tahun, memperkuat kemitraan global dengan maskapai internasional, serta menerapkan “new lease commercial term agreement” yang intensif di kuartal IV-2024.
Dalam acara Public Expose Tahunan Garuda yang berlangsung di Gedung Manajemen Garuda di Soekarno-Hatta, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyampaikan bahwa perusahaan memperkirakan kinerja keuangannya akan terus tumbuh positif, seiring berbagai langkah penguatan fundamental yang dilakukan pasca-restrukturisasi. Garuda Indonesia juga telah melakukan negosiasi skema perjanjian sewa pesawat yang diharapkan dapat mengurangi beban operasional dalam pencatatan keuangan perusahaan.
Dengan skema ijarah pada “new lease commercial term agreement,” Garuda berharap memperkuat fondasi keuangan dan memperbaiki posisi ekuitas perusahaan. Hingga saat ini, perjanjian baru tersebut telah disetujui oleh sekitar 10 persen dari total pesawat perusahaan, dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah menjelang akhir tahun.
Selain itu, Garuda juga memperkuat kemitraan globalnya dengan Japan Airlines dan Singapore Airlines, yang diharapkan dapat meningkatkan kehadiran Garuda di pasar global dan mendongkrak trafik penumpang secara berkelanjutan. Garuda Indonesia juga menambahkan empat armada baru pada kuartal IV-2024, termasuk dua pesawat narrow body Boeing B737-800NG, sebagai bagian dari rencana penambahan armada di 2023 dan 2024.
Pada periode 10 bulan di 2024, Garuda Indonesia melaporkan pendapatan sebesar US$2,8 miliar, hampir mendekati capaian tahun 2023 yang sebesar US$2,9 miliar. Selain itu, laba bersih perusahaan tumbuh 114,19 persen menjadi US$18,11 juta, dengan pertumbuhan EBITDA mencapai US$790 juta, naik 13,82 persen dari bulan sebelumnya. Kinerja ini menunjukkan peningkatan berkelanjutan setelah restrukturisasi, dengan EBITDA hingga kuartal III-2024 tercatat sebesar US$685,81 juta, tumbuh dari periode yang sama di 2023 yang mencapai US$616,37 juta.
Pertumbuhan pendapatan usaha perusahaan hingga kuartal III-2024 juga mencatat peningkatan sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya, terutama didorong oleh kenaikan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17 persen, serta pertumbuhan volume penumpang yang mencapai 17,73 juta hingga September 2024, naik 24 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Peningkatan angkutan penumpang ini didukung oleh brand utama Garuda yang meningkat 45 persen dan Citilink yang naik 10 persen.
Menurut Irfan, perubahan skema perjanjian sewa pesawat dari konvensional menjadi skema ijarah mendukung solvabilitas perusahaan, meningkatkan nilai kapitalisasi pasar, dan memungkinkan perusahaan lebih realistis dalam menghadapi beban sewa pesawat pada periode tertentu.
Dengan keberhasilan ini, Garuda mencatat konsistensi dalam pertumbuhan pendapatan dan penumpang, tanpa adanya tren low season pada 2024. Irfan menyatakan keyakinannya bahwa kinerja Garuda Indonesia akan terus berjalan sesuai rencana dengan tren profitabilitas yang meningkat hingga akhir tahun.