Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Terus Bertambah Menjadi 11.445 Warga

0
104
Pengungsi di Nusa Tenggara Timur
Pemasangan tenda-tenda untuk menampung pengungsi yang akan di pindahkan di Kampung Kanada, Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu, 10 November 2024. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 11.445 warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur memilih mengungsi pertambahan pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur sampai dengan Sabtu (9/11) pukul 20.00 WITA.

Peningkatan pengungsi ini diakibatkan tingginya aktivitas erupsi dalam beberapa hari terakhir yang juga berdampak pada perluasan zona rekomendasi sektoral menjadi 9 kilometer barat daya – barat laut sejak kemarin Sabtu (9/11).

Adapun para pengungsi berada di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka, untuk Kabupaten Flores Timur tersebar di tujuh kecamatan, antara lain Kecamatan Titehena 5.838 jiwa, Kecamatan Wulaanggitang 1.263 jiwa, Kecamatan Demon Pagong 302 jiwa, Kecamatan Larantuka 296 jiwa, Kecamatan Ile Mandiri 20 orang, Kecamatan Ilebuira 127 jiwa, Kecamatan Lewolema 23 jiwa dan di Pulau Adonara 12 jiwa. Sementara itu jumlah pengungsi di Kabupaten Sikka terdapat 3.564 jiwa mengungsi.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah yang ditugaskan mengkoordinasikan penanganan secara langsung di Kabupaten Flores Timur.

“Kondisi makin hari makin baik, khususnya di pos pengungsian besar, sudah dapat dipenuhi secara terus menerus. Makanan siap satu minggu di setiap  pos. Psikosial sudah dilakukan untuk menghibur, direncanakan kegiatan belajar mengajar akan dimulai hari Senin, sambil kita menyiapkan sarana prasanara dan juga gurunya,” jelas Lukmansyah usai memimpin rapat harian di Kabupaten Flores Timur, Minggu, 10 November 2024

Kemarin dirinya telah mulai menyusuri dan meninjau beberapa pengungsi yang melakukan mengungsi mandiri di perkebunan dan hari ini pun juga akan kembali menyambangi para warga yang tidak mengungsi di pos pengungsian.

“Kegiatan hari ni akan menyisir pengungsi – pengungsi yang masih ada di kebunnya masing – masing, akan memberikan bantuan dan mengimbau segera bergabung dengan pos pengungsi yang sudah ada, sehingga semua kebutuhan pengungsi bisa diberikan dengan lengkap di pos pengungsian yang sudah kita tetapkan.

Ia mengimbau semua warga agar mau mengungai ke lokasi pengungsuan terpusat, sebagai salah satu cara agar kelayakan dan kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi.

“Agar menempati pos – pengungsian penghubungan yg sdh disiapkan,” ucapnya.

Pemerintah merencanakan akan memindahkan dua pos pengungsian yang berada di Desa Hikong dan Desa Kringa, dikarenakan sempat terdampak hujan abu, padahal jarak dari puncak gunung ke lokasi pengungsian tersebut sudah melebihi radius aman yang dikeluarkan PVMBG.

“Pos pengungsian di Hikong dan Kringa, walaupaun berjarak sekitar 12 sampai 15 kilometer dari gunung, sudah terjadi hujan pasir. Akan digeser ke Flores Timur di kampung Kanada, sehingga mereka tidak tergangu lagi hujan pasir dan debu. Akan disiapkan bis-bis dari Pemda untuk pergeserannya, barang-barang menggunakan truk,” terang Lukmansyah.

Terkait pelayanan bagi masyarakat yang mengungsi, sejumlah pihak turut didorong meningkatkan fasilitas di antaranya terkait kelistrikan dan juga kesehatan

“Menghubungi PLN untuk memperbesar daya dan juga genset agar di tempat pengungsian dapat bekerja (kelistrikannya). Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menambah obat-obatan untuk anak – anak berbentuk sirup,” katanya.