Jalan Perbatasan Sabuk Merah di NTT Perkuat Konektivitas Ekonomi

0
223
Jalan Perbatasan Sabuk Merah di NTT Perkuat Konektivitas Ekonomi (Foto: Kementerian PUPR)

(Vibizmedia – Nasional) Pembangunan Jalan Perbatasan Sabuk Merah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berlangsung bahkan makin dipercepat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan hal ini demi mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan, yaitu dengan merampungkan proyek ini.

Proyek Jalan Perbatasan Sabuk Merah di NTT ini merupakan bagian dari upaya memperkuat konektivitas dan perekonomian wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara (Jubir) Kementerian PUPR – Endra S. Atmawidjaja, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan ini tidak hanya berfungsi untuk pertahanan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Kawasan perbatasan adalah beranda depan Indonesia, sehingga harus mendapatkan perhatian besar dengan memadukan fungsi pertahanan dan ekonomi,” ujar Endra dalam keterangan pers, Selasa (1/10/2024).

Di Provinsi NTT, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT telah menyelesaikan Jalan Perbatasan Sabuk Merah di Sektor Timur sepanjang 180 kilometer (km). Untuk Sektor Barat, dari total 117 km, sebanyak 86 km telah selesai, dan 31 km sisanya masih dalam tahap konstruksi, yakni pada ruas Oenak-Saenam (18 km) dan Saenam-Nunpo (13 km).

Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Provinsi NTT – Fahrudin, menyampaikan bahwa progres pembangunan jalan yang tersisa telah mencapai 93 persen, dan ditargetkan selesai pada akhir November 2024. Proyek ini, yang dimulai pada akhir 2022, menelan anggaran sebesar Rp114 miliar.

Jalan ini diberi julukan Sabuk Merah karena sejarahnya yang terkait dengan garis merah yang ditandai oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia. Selain itu, pada Ruas Sabuk Merah Sektor Timur, BPJN NTT telah membangun 42 jembatan sejak 2020, dan sebanyak 38 jembatan di Ruas Sabuk Merah Sektor Barat.

Pembangunan jalan ini membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, karena pembangunan jalan ini sangat memudahkan akses bagi masyarakat. Dulu, perjalanan dari Kota Kefamenanu ke Napan memakan waktu 2,5 jam, sekarang dengan adanya PLBN dan jalanan yang bagus, hanya butuh 20 menit. Ini memudahkan masyarakat dalam mengangkut hasil bumi ke kota dan menjualnya ke pasar.