Jalin Kerjasama Dengan Dua Perusahaan Jepang, Pupuk Indonesia Kembangkan Proyek Amonia Hijau Hybrid

0
306

(Vibizmedia – Jakarta) PT Pupuk Indonesia (Persero) dikabarkan akan mengembangkan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia sebagai bagian dari upaya mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Untuk melaksanakan proyek ini, Pupuk Indonesia telah menjalin kerja sama dengan dua perusahaan Jepang, yaitu ITOCHU Corporation dan Toyo Engineering Corporation.

Kerja sama tersebut diresmikan melalui penandatanganan perjanjian Joint Development Agreement (JDA) dengan tajuk Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA). Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, bersama Presiden dan COO ITOCHU, Keita Ishii, serta Presiden dan CEO TOYO, Eiji Hosoi pada acara 2nd Asia Zero Emission Community (AZEC) Ministerial Meeting di Jakarta pada 21 Agustus 2024. Proses penandatanganan tersebut disaksikan oleh Rosan Roeslani dari BKPM dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Saito Ken.

Menurut Rahmad Pribadi, kerja sama ini diharapkan dapat mendorong industrialisasi domestik, terutama dalam pengembangan amonia hijau, yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional. Dalam Project GAIA, Pupuk Indonesia berencana memproduksi amonia hijau menggunakan teknologi yang dirancang dan dibangun oleh TOYO pada awal 2000-an. Amonia hijau ini akan dipasok kepada ITOCHU sebagai bahan baku marine fuel, menciptakan sebuah rantai nilai yang komprehensif dan menjadi yang pertama di Indonesia serta dunia.

Project GAIA bertujuan untuk memproduksi amonia hijau di pabrik PIM-2 milik Pupuk Iskandar Muda yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe, Aceh. Produksi ini akan didukung oleh instalasi electrolyzer yang menggunakan energi terbarukan untuk memperoleh hidrogen dari air. Hidrogen yang dihasilkan kemudian akan direaksikan dengan nitrogen untuk membentuk amonia tanpa jejak karbon.

Inisiatif ini juga berencana untuk diperluas ke pabrik-pabrik amonia lain di bawah Pupuk Indonesia Grup serta pabrik-pabrik di negara lain di masa depan. Proyek ini telah terpilih oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) sebagai salah satu dari 13 proyek di ASEAN yang mendapat subsidi dalam program Global South Future-Oriented Co-Creation Business Expense Subsidy.

Pengembangan tahap awal, yaitu Front End Engineering Design Project GAIA, akan dimulai pada Agustus 2024, dengan pembentukan perusahaan patungan (Joint Venture Company) yang diharapkan dapat memutuskan investasi final pada paruh pertama 2025 dan target operasi komersial pada 2027.

Dalam kesempatan yang sama, Pupuk Kujang juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PLN Indonesia Power dan IHI Corporation terkait studi amonia hijau dan pelaksanaan demonstrasi co-firing amonia. Kerja sama ini bertujuan untuk menemukan metode operasional terbaik untuk produksi amonia hijau serta mengurangi emisi pada pembangkit listrik tenaga uap berbasis batubara.

Pupuk Kujang akan menyuplai amonia hijau untuk proses co-firing di PLTU Labuan milik PLN di Banten, Jawa Barat, sementara IHI akan menginstal electrolyzer di PLTU Labuan dan memasang burner khusus untuk proses co-firing.

Rahmad Pribadi menyatakan bahwa dengan pengalaman lebih dari 50 tahun dalam produksi, penyimpanan, dan distribusi amonia, Pupuk Indonesia adalah mitra strategis yang ideal untuk mengembangkan produksi amonia hijau di Indonesia.

Kerja sama ini merupakan langkah diversifikasi usaha yang mendukung ketahanan pangan, hilirisasi industri, dan perekonomian nasional, serta membantu pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.