The Jazzmen: Ellington, Basie dan Armstrong

Armstrong, Ellington, dan Basie telah mencapai tempat peristirahatan terakhir mereka. Namun Armstrong kembali hidup setiap kali saya mendengarkan rekamannya pada bulan May 13, 1938 berjudul “When The Saints Go Marching In” yang berdurasi 4,46 menit penuh kegembiraan. Melalui keajaiban musik mereka, para pemain jazz ini hidup selamanya.

0
432
Jazz
Source : Unsplash

(Vibizmedia-Gaya Hidup & Hiburan) Beberapa Band Jazz lebih khas daripada Duke Ellington, atau lebih keras dalam bermain swing daripada Count Basie. Dan sedikit musisi jazz yang lebih berpengaruh daripada Louis Armstrong. Band Ellington berutang banyak keunikannya pada komposisi dan aransemen pemimpinnya. Sedangkan untuk band Basie, nuansa swing-nya berasal dari permainan piano Basie yang bersahaja dan kepemimpinannya yang juga bersahaja. Jika pengaruh Armstrong terkadang kurang dihargai, itu sebagian karena kesuksesan populer yang dinikmatinya di akhir hayatnya dengan lagu-lagu seperti “When The Saints Go Marching In,” “Hello, Dolly!” dan “What a Wonderful World.”

Ellington, Basie, Armstrong: Begitu kayanya prestasi mereka sehingga mudah untuk melupakan kesulitan yang mereka hadapi sebagai orang kulit hitam di negara yang masih belajar untuk memperluas kebebasannya yang mulia bagi semua orang.

Edward Kennedy Ellington lahir di Washington, D.C., kelas menengah kulit hitam, pada tahun 1899; dia mendapat julukannya, Duke, di sekolah menengah. Dengan rasa percaya diri yang luar biasa, dia memupuk sikapnya yang agung sejak usia muda.

Armstrong, lahir di New Orleans pada tahun 1901, adalah yang termiskin dari ketiganya. Karena ayahnya tidak ada di rumah, ia menjadi dekat dengan ibu dan neneknya, melakukan pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan keluarganya yang sedikit, dan bernyanyi dalam kuartet vokal.

William James Basie lahir pada tahun 1904 di Red Bank, N.J.; sejak awal ia tertarik pada kehidupan di dunia hiburan, tergoda oleh pesona dunia yang lebih luas.

Yang penting bagi keberhasilan Ellington adalah tugasnya selama tiga tahun, dari akhir tahun 1927 hingga 1931, di Cotton Club yang populer di New York. Siaran radio dari klub tersebut menyiarkan musiknya ke seluruh negeri, memperluas jangkauan pendengarnya.

Jazz

Meskipun Basie memulai kariernya di Harlem, waktunya di Kansas City, Mo., dari tahun 1927 hingga 1936, yang membuatnya menjadi pemimpin band seperti sekarang. Seperti Ellington, Basie tampil di program radio, terutama yang berasal dari Reno Club, “sama rendahnya,” kata Tn. Tye, “seperti Cotton Club dulu.” Melalui siaran-siaran inilah Basie bertemu John Hammond, produser yang akan membantu memajukan kariernya, pertama di Chicago dan kemudian di New York.

Chicago juga merupakan tempat Armstrong sebagian besar bermarkas dari tahun 1922 hingga 1929. Ia dipanggil ke sana oleh Joe “King” Oliver, pemain terompet kelahiran Louisiana, untuk bermain di Creole Jazz Band miliknya. Selama periode inilah Armstrong membuat serangkaian rekaman dengan band-bandnya sendiri, Hot Five dan Hot Seven, termasuk “West End Blues” tahun 1928, yang mungkin merupakan rekaman solo terbaiknya. Ketiga pria itu terus-menerus menghadapi tantangan dan penghinaan di era Jim Crow. Ketika Armstrong tampil di pesta ulang tahun Cary Grant yang ke-38, pembawa acara dan tamu-tamu Hollywood-nya datang dengan muka hitam.

Untuk kontes pertarungan band di Madison Square Garden pada tahun 1938, band Basie berhadapan dengan Benny Goodman dan para musisinya. Namun, seperti yang diingat George Avakian, “Basie bahkan tidak disebutkan di tiket dan setengah dari poster. Dia mendapat $400 untuk kencan itu,” sementara Goodman dibayar $2.500.

Dan meskipun band Ellington membuka Hotel Americana di Miami, pada tahun 1956, Ellington dilarang menghadiri pesta pers. Tony Bennett, yang tampil bersama Ellington hari itu mengatakan: “Setiap orang kulit putih dengan 50 sen di sakunya dapat membeli bir di bar. Tetapi si jenius kreatif yang mendatangkan ribuan pelanggan tidak dapat duduk di sebelahnya. Itulah Amerika saat itu.”

Meskipun ada ketidakadilan, Basie, Ellington, dan Armstrong bertahan, menikmati karier yang panjang, dan membuat musik yang berhasil menembus jauh ke dalam kesadaran Amerika.

Manajer dan musisi

William James Basie, atau lebih dikenal sebagai Count Basie, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah musik jazz. Dia dikenal sebagai pianis, komposer, dan pemimpin band, dan kariernya membentang dari awal abad ke-20 hingga kematiannya pada tahun 1984. Sebagai manajer dan musisi, Count Basie memiliki beberapa orang yang memainkan peran penting dalam hidup dan kariernya.

John Hammond: Salah satu manajer paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah musik jazz, John Hammond, berperan penting dalam membantu karier Count Basie. Hammond adalah seorang produser dan penggiat musik yang membantu mengatur rekaman pertama Basie dan memperkenalkan dia kepada publik yang lebih luas.

Milt Gabler: Milt Gabler adalah seorang produser rekaman yang juga bekerja dengan Basie. Gabler, yang dikenal karena kontribusinya pada jazz dan musik populer, turut berkontribusi pada keberhasilan rekaman Basie.

Fletcher Henderson: Henderson adalah mentor penting bagi Count Basie. Meskipun mereka tidak bekerja bersama dalam kapasitas manajerial atau sebagai rekan band secara langsung, Henderson mempengaruhi gaya musik Basie dan perkembangan jazz secara umum.

Lester Young: Salah satu anggota paling terkenal dari big band Basie, Lester Young adalah seorang saxophonist tenor yang memberikan kontribusi besar pada sound khas Basie. Young dikenal karena gaya improvisasi dan inovatifnya, yang sangat mempengaruhi musik Basie.

Baca juga : CHIAROSCURO DAN GITAR SPANYOL

Buck Clayton: Seorang trompetis yang juga merupakan anggota penting dari band Basie. Clayton berperan dalam memberikan suara khas pada era kejayaan Basie.

Jo Jones: Seorang drummer yang dikenal dengan inovasi dalam permainan drum, Jo Jones adalah bagian integral dari orkestrasi Basie. Tekniknya yang unik berkontribusi pada suara signature dari band Basie.

Count Basie sendiri dikenal karena kepemimpinan yang menekankan pada keahlian individu anggota band sambil tetap menjaga kohesi grup. Kepemimpinannya yang karismatik dan pendekatannya yang ramah menjadi salah satu faktor yang membuat bandnya sukses dan dicintai.

Duke Ellington adalah salah satu komposer, pianis, dan pemimpin band paling terkenal dalam sejarah jazz. Selama kariernya yang panjang dan berpengaruh, dia bekerja dengan banyak musisi hebat dan memiliki beberapa manajer penting yang berkontribusi pada kesuksesannya. Berikut adalah beberapa orang kunci yang berperan sebagai manajer dan musisi dalam karier Duke Ellington:

Edmund “Eddie” H. Jackson: Jackson adalah manajer Ellington pada tahun-tahun awal. Dia membantu mengorganisir tur dan pertunjukan untuk band Ellington, yang sangat penting dalam membangun reputasi Ellington di dunia musik jazz.

Miriam Ellington (Miriam “Mim” Ellington): Istri Duke Ellington, Miriam, juga terlibat dalam aspek manajerial dan administratif dari band Ellington. Dia membantu dalam urusan bisnis dan keuangan band.

Rex Stewart: Selain menjadi salah satu pemain trompet utama di band Ellington, Rex Stewart juga terlibat dalam beberapa aspek manajerial. Stewart memainkan peran penting dalam pengaturan pertunjukan dan promosi band.

Johnny Hodges: Sebagai salah satu saksofonis alto terbaik yang pernah ada, Johnny Hodges merupakan anggota tetap dari band Ellington selama banyak tahun. Gaya improvisasi dan keahlian Hodges sangat berkontribusi pada sound khas Ellington.

Cootie Williams: Williams adalah trompetis penting dalam band Ellington dan dikenal karena gaya permainannya yang khas. Dia berkontribusi pada banyak karya Ellington dan memainkan peran kunci dalam pengembangan suara band.

Charles “Cootie” Williams: Sebagai salah satu trompetis utama, Williams dikenal karena tekniknya yang inovatif dan energik. Dia memainkan peran kunci dalam banyak karya Ellington.

Ben Webster: Seorang saksofonis tenor yang sangat berbakat, Ben Webster dikenal karena permainan emosional dan teknisnya. Dia adalah salah satu anggota penting dari band Ellington dan berkontribusi pada banyak rekaman ikonik.

Dizzy Gillespie: Meskipun lebih dikenal sebagai salah satu pelopor bebop, Gillespie pernah bekerja dengan Ellington dalam kapasitas tertentu, meskipun tidak sebagai anggota tetap band.

Barney Bigard: Seorang pemain klarinet yang juga memiliki kontribusi besar pada sound band Ellington. Bigard dikenal karena gaya permainannya yang elegan dan inovatif.

Duke Ellington terkenal karena kemampuannya untuk menarik dan mempertahankan musisi berbakat di bandnya, menciptakan sound yang sangat unik dan mempengaruhi banyak genre musik. Keterampilan manajerial dan bisnis yang baik juga memainkan peran penting dalam kesuksesan kariernya.

Louis Armstrong, dikenal dengan julukan “Satchmo” atau “Pops,” adalah salah satu ikon terbesar dalam sejarah jazz. Kariernya yang panjang dan berpengaruh melibatkan banyak musisi hebat dan beberapa manajer yang berperan penting dalam kesuksesannya. Berikut adalah beberapa orang kunci yang terlibat dalam karier Louis Armstrong baik sebagai musisi maupun manajer:

Joe Glaser: Joe Glaser adalah manajer utama Louis Armstrong selama beberapa dekade, mulai dari 1935 hingga 1960-an. Glaser dikenal sebagai seorang manajer yang sangat berpengaruh dalam industri musik. Di bawah pengelolaannya, Armstrong tidak hanya meraih kesuksesan komersial yang besar, tetapi juga memperluas jangkauannya ke audiens internasional. Glaser juga memainkan peran penting dalam penataan kontrak dan promosi Armstrong.

Albert “Al” Rose: Rose adalah manajer awal Armstrong, sebelum Joe Glaser mengambil alih. Meskipun masa kerjanya dengan Armstrong tidak sepanjang Glaser, Rose membantu dalam mengarahkan beberapa aspek awal karier Armstrong.

Earl Hines: Pianis Earl Hines bekerja dengan Armstrong pada beberapa kesempatan dan merupakan salah satu kolaborator penting. Mereka bekerja sama dalam berbagai rekaman dan pertunjukan, dan Hines memainkan peran kunci dalam membentuk sound jazz Armstrong selama era 1920-an.

Jimmie Noone: Seorang klarinetis yang berkolaborasi dengan Armstrong di awal kariernya. Noone dan Armstrong memiliki gaya musik yang saling melengkapi, dan kolaborasi mereka membantu mengembangkan gaya jazz yang inovatif.

Fletcher Henderson: Meskipun Henderson bukan anggota band Armstrong, dia adalah seorang pemimpin band dan arranger yang sangat berpengaruh. Armstrong sering bekerja dengan Henderson dalam berbagai proyek, dan pengaruh Henderson terlihat dalam beberapa karya Armstrong.

Hammond Smith: Seorang pemain trompet dan anggota dari band Armstrong. Smith memainkan peran penting dalam memberikan suara khas pada band Armstrong pada masa itu.

Johnny Dodds: Seorang saksofonis yang bekerja dengan Armstrong pada tahun-tahun awal, Dodds memberikan kontribusi penting pada sound awal jazz yang dikembangkan oleh Armstrong.

Barney Bigard: Seorang pemain klarinet yang bekerja dengan Armstrong dan dikenal karena keahliannya dalam jazz klasik dan swing. Bigard berkolaborasi dengan Armstrong dalam berbagai rekaman dan pertunjukan.

Clyde Hart: Seorang pianis dan anggota band Armstrong, Hart berperan dalam memberikan dukungan musikal dan inovasi dalam permainan piano yang melengkapi sound Armstrong.

Louis Armstrong dikenal karena kemampuannya untuk bekerja dengan banyak musisi berbakat dan menjaga hubungan yang kuat dengan manajer yang efektif, seperti Joe Glaser, yang membantu memaksimalkan potensi komersial dan artistiknya. Armstrong tidak hanya mempengaruhi perkembangan jazz tetapi juga meninggalkan warisan yang mendalam dalam musik secara keseluruhan.

Kepribadian

Kepribadian Basie dikenal dengan karisma yang tenang dan pendiam. Meskipun tidak banyak berbicara, Basie memiliki kemampuan luar biasa untuk memimpin dan menginspirasi musisi lainnya. Kepemimpinannya yang tidak menonjol secara verbal, tetapi sangat efektif, memungkinkan dia untuk membangun dan mempertahankan band yang kuat dan kohesif.

Dalam permainan pianonya, Basie dikenal dengan gaya minimalis dan ekonomis. Dia tidak banyak bermain kompleksitas yang berlebihan, tetapi fokus pada keefektifan dan groove. Pendekatan ini mencerminkan filosofi musiknya yang mengutamakan kualitas dari kuantitas dan memberi ruang bagi anggota band lainnya untuk bersinar.

Basie dikenal karena sifatnya yang ramah dan humoris. Dia sering dianggap sebagai sosok yang menyenangkan dan penuh perhatian dalam interaksi sosial, baik dengan musisi, staf, maupun audiens. Sifat ini membuatnya sangat disukai dan dihormati oleh mereka yang bekerja dengannya.

Kepribadian Count Basie mencerminkan kombinasi antara kepemimpinan yang bijaksana, bakat musikal yang brilian, dan sifat manusiawi yang menyenangkan. Ini membuatnya tidak hanya menjadi musisi yang sangat dihormati tetapi juga sosok yang sangat disukai dan dikenang dalam sejarah jazz.

Reaksi Armstrong pada tahun 1957 terhadap penanganan integrasi sekolah oleh Presiden Eisenhower menjadi catatan menarik. Pada awal September, Gubernur Orval Faubus memerintahkan Garda Nasional Arkansas untuk menggagalkan integrasi Sekolah Menengah Atas Little Rock Central. Awalnya Eisenhower ragu-ragu, dan integrasi pun tertunda. Saat diwawancarai saat itu, Armstrong sangat marah, mengklaim bahwa presiden yang “bermuka dua” itu “tidak punya nyali.” Sikap Armstrong menimbulkan kehebohan, tetapi tidak semua orang yakin: Jackie Robinson memujinya, sementara Sammy Davis Jr., yang menganggap pemain terompet itu tidak cukup berbuat untuk memerangi segregasi, mempertanyakan ketulusannya.

Di luar Cotton Club, Louis Armstrong, salah satu ikon besar jazz, mungkin merasa nyaman dengan suasana yang jauh dari kemewahan klub malam yang terkenal itu. Cotton Club, yang terletak di Harlem, New York, adalah tempat yang sangat terkenal di era Jazz Age dan sering dikaitkan dengan gaya hidup glamor dan eksklusif.

Jazz
Louis Armstrong

Namun, di luar klub tersebut, Armstrong lebih dikenal sebagai musisi yang sederhana dan memiliki karisma yang hangat. Di luar panggung dan tempat-tempat glamor, dia lebih menikmati hal-hal sederhana dalam hidup, seperti menghabiskan waktu dengan teman-teman dan keluarganya, serta mengunjungi tempat-tempat yang tidak terlalu bergengsi.

Di luar dunia glamor Cotton Club, Armstrong juga terkenal dengan kepribadiannya yang ramah dan senyumannya yang menular. Dia sering disebut sebagai “Satchmo” atau “Pops,” nama panggilan yang mencerminkan kehangatan dan sikapnya yang bersahabat. Jadi, jika kita membayangkan Armstrong di luar Cotton Club, kita bisa membayangkan seorang pria yang penuh semangat dan kehangatan, mungkin menikmati momen-momen sederhana yang membuat hidupnya begitu berwarna.

Orang mengisyaratkan nuansa makna di balik senyum Armstrong yang terkenal, “senyum lebar yang tak terpadamkan yang lebih dianalisis daripada Mona Lisa dan menyembunyikan berbagai emosi yang terus berubah.”

Senyum Armstrong, sering kali lebar dan cerah, menyampaikan perasaan kebahagiaan dan energi positif. Ini sejalan dengan gaya musiknya yang ceria dan penuh semangat, serta karakter yang menular. Senyum ini menunjukkan bahwa dia menikmati setiap momen di atas panggung dan dalam kehidupan sehari-hari.

Di balik senyum tersebut, terdapat kisah kehidupan yang penuh warna. Armstrong menghadapi banyak tantangan dan kesulitan, termasuk masa kecil yang sulit dan perjuangan rasial. Senyumannya bisa dipandang sebagai simbol ketahanan dan kemampuannya untuk mengatasi kesulitan dengan sikap positif.

Kepribadian Ellington yang kompleks oleh seorang penulis ditangkap sebagai “seorang bangsawan yang naluriah dengan sentuhan umum, seorang inovator konservatif, ahli dalam mengejek diri sendiri dengan sarkastis dan ironi yang diucapkan dengan lembut, dan seorang pria yang, meskipun sangat taat, jarang memaafkan atau melupakan.”

Ellington dikenal dengan gaya dan elegansi yang mencerminkan kepribadiannya yang sophisticated. Penampilannya di panggung seringkali dipenuhi dengan kemewahan dan keanggunan, dan ia memproyeksikan citra yang sangat mewah dan berkelas.

Baca juga : The Menu Sanur Persembahkan Tirtasada Jazz Night, Rangkaian dari Ubud Jazz Festival 2024

Duke Ellington adalah sosok yang kompleks dan berkarakter, yang memadukan kejeniusan artistik dengan kualitas kepemimpinan yang kuat. Kepribadiannya tidak hanya membantu membentuk arah musik jazz tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dan bertahan lama dalam sejarah musik.

Armstrong, Ellington, dan Basie telah mencapai tempat peristirahatan terakhir mereka. Namun Armstrong kembali hidup setiap kali saya mendengarkan rekamannya pada bulan May 13, 1938 berjudul “When The Saints Go Marching In” yang berdurasi 4,46 menit penuh kegembiraan. Melalui keajaiban musik mereka, para pemain jazz ini hidup selamanya.