8 Provinsi Diprediksi Masuk Musim Kemarau

0
172
Kekeringan
Ilustrasi kekeringan. FOTO: VIBIZMEDIA.COM/MARULI SINAMBELA

(Vibizmedia-Nasional) Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mulai membunyikan alarm tanda akan terjadinya musim kemarau di Indonesia

Beberapa wilayah yang diprediksi bakal mengalami cuaca kemarau di Tanah Air adalah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta. Selain itu juga ada Maluku, Papua, sampai ke Papua Selatan yang mana dimulai sejak 28 Juni hingga 4 Juli 2024. Sebenarnya kedelapan provinsi itu merupakan tambahan dari adanya jumlah kawasan yang sebelumnya telah beralih ke musim kemarau.

“Adapun daerah lain yang telah memasuki musim kemarau antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat, dan juga Nusa Tenggara Timur,” jelas Prakirawan BMKG Yuni Maharani, pada Sabtu, 29 Juni 2024.

Sedangkan, kawasan yang berpotensi sangat mudah terbakar dalam hitungan satu minggu ke depan dari sistem monitoring cuaca BMKG, yakni:

– Sumatera (sebagian besar)
– Jawa-Bali (sebagian besar)
– Nusa Tenggara Barat
– Nusa Tenggara Timur
– Kalimantan Baratx
– Kalimantan Tengah
– Kalimantan Selatan
– Sulawesi Selatan
– Papua bagian selatan

Untuk itu, pihaknya meminta kepada masyarakat setempat agar tidak membakar sampah ataupun membuang puntung rokok sembarangan guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

BMKG juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi kekeringan meteorologis yang merupakan anomali iklim yang ditandai dengan berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman, bahkan dalam durasi waktu yang panjang.

Dampak dari kekeringan dapat berpotensi menimbulkan penurunan hasil panen bahkan gagal panen, berkurangnya pasokan air bersih, gangguan pada produksi listrik dari tenaga air, serta dapat mengganggu kelangsungan sumber daya air untuk produksi pertanian dan industri.

Untuk mengatasi masalah ini, BMKG telah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk segera melakukan mitigasi terhadap potensi dampak kekeringan serta meminta masyarakat setempat agar tidak membakar sampah ataupun membuang puntung rokok sembarangan guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Menurutnya, masyarakat tetap waspada terhadap potensi kekeringan meteorologis yang merupakan anomali iklim yang ditandai dengan berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu bulanan, musiman, bahkan dalam durasi waktu yang panjang.

Dampak dari kekeringan dapat berpotensi menimbulkan penurunan hasil panen bahkan gagal panen, berkurangnya pasokan air bersih, gangguan pada produksi listrik dari tenaga air, serta dapat mengganggu kelangsungan sumber daya air untuk produksi pertanian dan industri.