BBTF 2024 Jadi Platform Bisnis dan Pengembangan Industri Pariwisata Mencapai Pembangunan Berkelanjutan

0
255
Wamenlu RI (Foto: Kemlu)

(Vibizmedia – Bali) Dalam pembukaan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2024 pada Rabu, (12/6) di Bali,  Wamenlu RI, Pahala Mansury, menggarisbawahi pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mencapai target pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs).

Wamenlu RI menegaskan bahwa pariwisata memegang peran penting dalam perekonomian dan penghidupan masyarakat Indonesia. Sektor ini berkontribusi sebesar 4,1% terhadap PDB dan mempekerjakan lebih dari 22 juta orang. Selain itu, sektor ini juga terkait erat dengan ekonomi kreatif. Jika digabungkan, kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia akan lebih signifikan.

Lebih lanjut, Wamenlu RI sampaikan empat hal pokok terkait pengembangan sektor pariwisata Indonesia. Pertama, melalui diversifikasi. Wamenlu RI sampaikan bahwa sektor pariwisata perlu terus berinovasi melalui diversifikasi.

Dalam hal ini, Wamenlu mengutarakan dua aspek penting dalam diversifikasi yaitu diversifikasi destinasi pariwisata dan basis pelanggan (customer base). Berbicara mengenai aspek pertama, Indonesia masih memiliki sejumlah kawasan potensial untuk pengembangan pariwisata, seperti 5 destinasi pariwisata super prioritas selain Bali yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah). Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).

Sementara terkait aspek kedua, Wamenlu sampaikan pentingnya memperluas customer base wisatawan ke pangsa pasar tradisional seperti negara – negara Asia Selatan dan Tengah, serta Eropa Timur.

Ia menjelaskan, diversifikasi destinasi wisata tidak hanya penting untuk memperluas basis pelanggan dan pangsa pasar, tetapi juga untuk memastikan pengembangan kawasan.

Hal kedua yang disampaikan Wamenlu RI terkait dengan konektivitas. Ia menggarisbawahi pentingnya meningkatkan konektivitas pariwisata. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah melakukan pembangunan 50 bandara dalam 10 tahun terakhir. Di samping itu, saat ini pemerintah sedang mengembangkan Bali Maritime Tourism Hub yang akan beroperasi pada 2025.

Ia menjelaskan, Hub Pariwisata ini akan menjadi jangkar pengembangan konektivitas pariwisata di Indonesia, baik untuk rute wisata domestik maupun internasional.

Ketiga, terkait dengan customer experience Wamenlu menyampaikan adanya pergeseran tren ke pariwisata berbasis pengalaman (experience tourism) yang membuat wisatawan terhubung secara emosional dengan budaya dan alam. Saat ini wisatawan juga lebih tertarik dengan pariwisata berkelanjutan.

Itu sebabnya Indonesia telah mengembangkan Desa Wisata yang fokus pada pariwisata berkelanjutan, serta memastikan warga lokal ikut mendapat manfaat langsung dari aktivitas pariwisata.

Hal keempat yang disampaikan Wamenlu RI terkait dengan teknologi digital. Teknologi digital telah merevolusi industri pariwisata dengan meningkatkan customer experiences, efisiensi operasional, dan praktik pariwisata berkelanjutan.

Wamenlu RI menekanka bahwa Indonesia sedang memfokuskan pengembangan ekosistem digital untuk mendukung industri pariwisata melalui investasi di infrastruktur digital (jaringan 5G dan optik fiber), penggunaan platform media sosial, pembayaran digital, aplikasi digital, dan kapasitas pekerja pariwisata.

Pengembangan tersebut membutuhkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan perusahaan teknologi, software developer, serta membutuhkan investasi besar dari sektor privat.

Di akhir pidato, Wamenlu berharap BBTF 2024 akan terus menjadi platform bisnis dan pengembangan jaringan untuk mendukung industri pariwisata dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.