(Vibizmedia – Forex) Dolar AS bergerak lemah pada hari Selasa, menantikan data ekonomi utama AS yang dapat menjadi penggerak dan memberikan sinyal seberapa cepat Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap sejumlah mata uang utama, diperdagangkan turun 0,10% di 103,68 di sesi perdagangan Eropa, menyusul penurunan 0,17% pada hari Senin.
Pasar secara luas telah mengesampingkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed di bulan Maret dan memundurkan ekspektasi pemotongan suku bunga ke bulan Juni, demikian menurut FedWatch Tool dari CME, menyusul data harga konsumen dan produsen AS yang kuat.
Data barang tahan lama AS akan dirilis pada hari Selasa, sementara data pertumbuhan ekonomi AS Q4 akan dirilis Rabu. Sedangkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS bulan Januari, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, akan dirilis pada hari Kamis.
Yen sedikit menguat setelah data menunjukkan inflasi konsumen tetap berada pada target Bank of Japan sebesar 2%, di atas ekspektasi ekonom yang memperkirakan turun di bawahnya untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun.
Terpantau Yen menguat 0,35% pada $150.17
Dolar Australia bergerak naik 0,17% menjadi $0,6552.
Mata uang euro naik tipis 0,05% pada $1,0857, dan sterling juga naik tipis 0,06% di $1,26930.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak lemah menantikan data Durable Goods Orders Januari AS, yang jika terealisir negatif, akan semakin menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 103,44-103,05. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 103,87-104,06.