(Vibizmedia – Commodity) Harga kakao berjangka di bursa komoditi berjangka New York pada hari Senin melanjutkan kenaikan parabolanya, dengan kakao NY bulan Maret mencatat rekor tertinggi sepanjang masa terpicu kekhawatiran terhadap defisit produksi kakao global.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Maret 2024 berakhir melonjak 4,91% pada 6.884.
Produksi kakao yang lebih rendah di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, merupakan faktor kenaikan utama harga kakao. Data pemerintah hari Senin menunjukkan petani Pantai Gading mengirimkan 1,16 MMT kakao ke pelabuhan mulai 1 Oktober hingga 25 Februari, turun -32% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.
Ekspor kakao yang lebih kecil dari Nigeria, produsen kakao terbesar kelima di dunia, memberikan kenaikan harga setelah ekspor kakao Nigeria pada bulan Januari turun -15% y/y menjadi 36,941 MT.
Dewan Kakao Ghana memangkas perkiraan produksi kakao Ghana tahun 2023/24 ke level terendah dalam 14 tahun sebesar 650,000-700,000 MT dari perkiraan sebelumnya sebesar 850,000 MT, dengan alasan penyelundupan dan cuaca yang tidak mendukung.
Harga kakao juga mendapat dukungan karena angin musiman Harmattan yang kencang dan curah hujan yang tidak mencukupi di Afrika Barat mengeringkan ladang kakao dan menyebabkan kerusakan pada tanaman pertengahan di Pantai Gading.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan dibayangi sentimen penurunan produksi dan pasokan yang dapat mengangkat terus harga kakao. Namun perlu diwaspadai aksi profit taking dengan melonjaknya harga kakao mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 6.992-7.100. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 6.713-6.542.