Nia, Seniman Kaligrafi Indonesia di AS dan Kanada, Digaji Rp3 Juta per Jam

0
809
KALIGRAFI
Nathania Dianda, seniman kaligrafi di Virginia, AS (Foto: VOA)

(Vibizmedia – Internasional) Data terkini dari biro tenaga kerja di AS menyatakan, penghasilan untuk seniman kerajinan dan seni rupa, termasuk kaligrafi, bisa mencapai rata-rata sekitar 53 ribu dolar AS pertahun atau setara dengan Rp815 juta.
Simak cerita dua diaspora Indonesia yang melakoni bidang ini.

Berawal dari mencari hobi baru saat pandemi, Nathania Dianda yang akrab disapa Nia dan tinggal di negara bagian Virginia, Amerika Serikat, memutuskan untuk menekuni dunia kaligrafi.

Nia yang memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan di bidang ilmu pangan kerap mengamati seniman-seniman kaligrafi di Instagram. Ia pun lantas membeli buku kaligrafi dan mengambil kelas daring untuk mempelajarinya.

“Mereka semua tuh punya bisnis kaligrafi, bisnis art yang sukses. Omzet mereka tuh bisa sampai diatas 100 ribu US dollar per tahun. Dari aku ngeliat itu, aku jadi terinspirasi, wah, kalau misalnya mereka bisa juga, kenapa aku enggak coba? Ya, jadi ya, dari terinspirasi dari mereka, ya aku juga ikut-ikutan coba begitu deh.” Ujar Nathania Dianda kepada VOA belum lama ini.

Sejak kecil, Nia memang senang menggambar, khususnya karakter kartun. Ia pun melihat seni kaligrafi bukan hanya sekadar tulisan, namun lebih kepada teknik menggambar huruf.

“Soalnya kaligrafi itu kan banyak peraturannya yang mesti kita ikuti. Dengan perbandingan itu ya makanya kaligrafi itu sebenarnya menggambar huruf yang cantik gitu,” jelasnya.

Jika biasanya seni kaligrafi sering terlihat pada undangan atau lukisan, setelah terjun lebih dalam, Nia pun mulai melihat beragam jenis layanan kaligrafi lainnya yang bisa ia tawarkan kepada kliennya.

Perkenalkan Bisnis

Awalnya, untuk memperkenalkan bisnisnya, Nia mendatangi gerai-gerai di mal dan memberikan kartu namanya, hingga menunjukkan hasil karyanya. Ia pun lalu juga membangun website, sehingga para klien bisa menemukannya di internet.

“Kalau enggak ya rekomendasi dari artis lain. Soalnya pas aku mulai pekerjaan kaligrafi ini, aku juga connect ke artis-artis lain di daerah sini,” jelas Nia.

Nia mengaku tidak ingin bersaing dengan sesama seniman kaligrafi, namun ia menambahkan, biasanya ia kerap mendapat informasi mengenai pekerjaan jika seniman lain yang ditunjuk tengah sibuk.

Memang menjadi sebuah tantangan untuk memperkenalkan layanan unik yang ia tekuni ini, yang belum diketahui oleh banyak orang dan perusahaan.

“Jadi sekarang tantangannya itu gimana caranya kita bisa sebarin ke lebih banyak orang kalau service yang kita kasih itu benar-benar unik dan sebenarnya tuh lebih ke arah, ini tuh bakalan bikin customer mereka senang gitu ya, karena dari kita bisa membuat sesuatu yang benar-benar personal buat mereka, di depan mata mereka,” ujar Nia.

 

Ukir Pot dan Buah

Kini, Nia kerap dipanggil ke butik-butik mewah untuk memperagakan penulisan atau pengukiran seni kaligrafi dengan menggunakan alat khusus, pada produk-produk mereka.

“Bentuk kaligrafinya tuh enggak cuman nulis doang, kita juga bisa mengukir di (botol) parfum-parfumnya mereka, di (gelas) lilin-lilinnya mereka. Jadi semua yang mereka bisa jual itu tuh bisa di personalized gitu ya dengan nama-nama mereka,” kata Nia.

Rp3 Juta per Jam

Dengan bekerja minimal 4 jam, di wilayah tempat tinggalnya, Nia bisa mendapatkan penghasilan sekitar 150 hingga 200 dolar AS per jam atau setara dengan sekitar Rp2-3 juta per jam.

Tergantung pada musim, biasanya ia kebanjiran permintaan akan layanannya saat musim liburan akhir tahun, khususnya natal, dimana banyak pelanggan yang mencari hadiah.

“Di akhir tahun gitu biasanya aku sibuk banget, hampir tiap weekend, mungkin berturut-turut, 3-4 hari berturut-turut kerja,” katanya.

Walau sibuk dan terkadang pekerjaannya membuat tangannya pegal, adalah kepuasan tersendiri ketika ia bisa berinteraksi dengan para pelanggannya dan melihat mereka senang akan hasil karya kaligrafinya.

“Membuat orang lain happy, buat aku happy juga. Money-nya itu bonus sebenarnya,” kata Nia.

Sumber: voaindonesia.com