(Vibizmedia – Jakarta) Dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta pada Selasa (2/1) Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pencapaian APBN 2023 jauh lebih baik dari yang sudah didesain dan diperkirakan, yang biasa disebut “ahead the curve.”
Menkeu menambahkan, APBN 2 tahun berturut-turut sejak tahun 2022 sudah “ahead the curve.” APBN mampu untuk menyehatkan dirinya, namun pada saat yang bersamaan menyehatkan ekonomi dan melindungi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Menkeu menjelaskan kinerja positif APBN 2023 didukung pendapatan negara yang tetap tumbuh dan belanja negara yang terus dioptimalkan. Realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.774,3 triliun atau 112,6 persen terhadap APBN 2023 atau 105,2 persen dari Perpres 75/2023. Capaian tersebut tumbuh 5,3 persen dibandingkan realisasi tahun 2022.
Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp3.121,9 triliun melampaui alokasi APBN 2023. Capaian tersebut 102,0 persen dari APBN 2023 atau 100,2 persen dari Perpres 75/2023, atau meningkat 0,8 persen dari realisasi tahun 2022.
Menkeu menjelaskan, APBN dari sisi belanja tetap memberikan dukungan yang sangat kuat. Pendapatan negara bagus, penerimaan pajak tumbuh kuat, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) naik signifikan melebihi apa yang tadinya ditargetkan secara konservatif. Belanja Kementerian/Lembaga bahkan mencapai di atas 100 persen karena beberapa inisiatif baru.
Belanja negara yang meningkat didukung dengan penerimaan negara yang kuat membuat defisit bisa turun mencapai Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tersebut lebih rendah dari target pada APBN 2023 sebesar 2,84 persen PDB atau pada Perpres 75/2023 sebesar 2,27 persen terhadap PDB.
Menkeu menambahkan, jadi belanja naiknya cukup tinggi. Namun karena penerimaan pajak, PNBP tetap terjaga baik, jadi mampu menurunkan defisit. Ini adalah capaian dari APBN yang luar biasa. APBN menyehatkan dirinya, menyehatkan perekonomian, mendukung perekonomian dan program-program prioritas nasional.
Kinerja positif tersebut menyebabkan keseimbangan primer tahun 2023 berhasil kembali mencapai nilai positif sebesar Rp92,2 triliun setelah surplus terakhir di tahun 2011.
“Ini adalah pembalikan yang luar biasa. Kalau dibandingkan tahun 2022, defisit keseimbangan primernya Rp74,1 triliun dan sekarang di Rp92,2 triliun. Turn around-nya itu lebih dari Rp166 triliun dalam satu tahun. Ini adalah cerita positif yang luar biasa dari APBN 2023,” ujar Menkeu.
Menkeu mengungkapkan bahwa APBN telah menjalani complete journey setelah periode pandemi dengan baik sehingga ekonomi kembali pulih. Kinerja APBN 2023 yang terjaga kuat dan sehat menjadi modal positif untuk mengawali tahun 2024. Peran APBN sebagai shock absorber akan terus dioptimalkan dalam menghadapi tantangan di masa depan dan mendukung transformasi ekonomi, serta instrumen mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Pandeminya sudah kita selesaikan dan atasi dengan baik, ekonominya sudah kita pulihkan, masyarakatnya kita perkuat lagi, dan APBN-nya juga kuat. Ini yang menjadi modal bagi kita untuk memasuki tahun 2024 dan seterusnya karena setiap tahun itu pasti ada shock. Yang harus kita siapkan adalah shock bisa terjadi setiap saat, any time in any form, dalam berbagai bentuk, namun APBN-nya harus tetap siap untuk menjadi instrumen untuk jaga masyarakat dan ekonomi tanpa menyebabkan APBN-nya juga kemudian rusak atau tidak sehat,” kata Menkeu.