(Vibizmedia – Commodity) Harga kakao di bursa komoditi berjangka New York pada hari Kamis berakhir turun ke level terendah 1-1/2 minggu tertekan penguatan dolar AS.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Maret 2024 ditutup turun 0,56% pada 4.256.
Harga kakao pada hari Kamis awalnya dibuka lebih tinggi di tengah tanda-tanda penurunan produksi kakao di Pantai Gading setelah pemerintah Pantai Gading melaporkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 744,967 MT kakao ke pelabuhan mulai 1 Oktober-24 Desember, turun -36% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Pantai Gading adalah produsen kakao terbesar di dunia.
Namun harga kakao turun kembali dari level terbaiknya pada hari Kamis, dengan kakao NY melemah setelah pemnguatan dolar AS memicu likuidasi jangka panjang pada kakao berjangka ketika indeks dolar pulih dari level terendah dalam 5 bulan dan bergerak lebih tinggi.
Pada tanggal 30 November, kakao berjangka terdekat (CCZ23) mencatatkan rekor tertinggi dalam 46 tahun karena hujan yang terus menerus membatasi kerja lapangan dan mendorong penyakit tanaman di pertanian Afrika Barat, yang menyediakan sebagian besar pasokan kakao dunia. Hal ini juga memicu kekhawatiran bahwa produksi kakao saat ini tidak dapat menambah pasokan untuk menghindari defisit global. Menurut Maxar Technologies, total curah hujan di Afrika Barat sejak musim hujan dimulai pada tanggal 1 Mei sudah lebih dari dua kali lipat rata-rata dalam 30 tahun terakhir.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao dapat bergerak turun jika penguatan dolar AS terus berlanjut. Namun perlu dicermati perkembangan pasokan di Pantai Gading yang jika terus turun akan menguatkan harga kakao. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 4.227-4.197. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 4.294-4.331.