Universitas Richmond AS Lahan Promosi Gamelan dan Tari Bali  

0
1816
Gamelan Bali Ragakusuma arahan Andrew McGraw di Richmond, Virginia (Foto: Andrew McGraw)

(Vibizmedia – Gaya Hidup) Universitas Richmond (University of Richmond) di kota Richmond, negara bagian Virginia, AS, tidak hanya menawarkan mata kuliah gamelan, utamanya gamelan Jawa dan Bali, tetapi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menikmati alunan musik gamelan dengan penampilan ensembel gamelan universitas.

Bahkan, masyarakat sekitar yang berminat juga diberi kesempatan untuk ikut belajar gamelan dan menjadi anggota ensembel tersebut, bernama Raga Kusuma.

University of Richmond melalui Jurusan Musik kini berupaya mengejar ketertinggalan dari beberapa universitas lain yang lebih lama menawarkan mata kuliah gamelan, seperti University of California Los Angles, University of California Berkeley, Colorado University Boulder, Yale University, dan Wesleyan University.

Upaya itu dilakukan dengan menawarkan mata kuliah gamelan bagi mahasiswa yang berminat sebagai bagian dari pembelajaran tentang musik global dan Raga Kusuma merupakan wadah untuk memberi mahasiswa dan masyarakat sekitar pengalaman dan pemahaman yang pada akhirnya menimbulkan apresiasi lintas budaya.

Andy McGraw, Ph.D. adalah tokoh dan motor penggerak semaraknya seni pertunjukan Indonesia, utamanya gamelan Bali dan Jawa serta musik kroncong di University of Richmond.

Penyandang gelar PhD bidang etnomusikologi lulusan Wesleyan University yang telah menerbitkan banyak buku tentang musik Asia Tenggara ini adalah juga pengrawit dan pemimpin grup gamelan Raga Kusuma yang keanggotaannya terbuka untuk peserta didik dan staf universitas maupun komunitas Richmond yang lebih luas.

Selain memberikan kuliah gamelan dan menjadi motor grup gamelan Raga Kusuma, Andy yang menjabat sebagai ketua Jurusan Musik di University of Richmond, juga memimpin ensembel kroncong bernama Rumput di ibu kota negara bagian Virgina itu.

Berbicara dengan VOA, Andy menyatakan bahwa menawarkan mata kuliah gamelan dapat mendukung komitmen universitas terhadap keanekaragaman budaya dan pemahaman global. Selain itu, dengan belajar gamelan, mahasiswa berkesempatan mengeksplorasi dan mengapresiasi musik dari budaya yang berbeda, memelihara lingkungan akademis yang lebih inklusif, dan memperkaya cakupan global.

Musik gamelan, ujar Andy, tidak hanya melibatkan musik, tetapi juga tari dan sejarah budaya, sehingga mengintegrasikan mata kuliah gamelan ke dalam kurikulum dapat mendukung studi interdisipliner, menarik mahasiswa dari berbagai jurusan yang tertarik untuk menjelajahi blantika musik dan budaya yang berbeda. Lebih jauh, tambahnya, belajar musik dunia, seperti gamelan memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam tradisi musik non-Barat, dan memperluas pemahaman mereka tentang keberagaman ekspresi musik dari mancanegara.

“Saya sering ajak seniman dari Brazil, dari India, dari mana-mana, tapi bagi saya gamelan paling bagus untuk mahasiswa karena dalam satu kelas bisa ajak 20 orang. Walaupun mereka tidak bisa main alat yang susah, panerusan kalau gamelan Jawa atau kotekan kalau gamelan Bali, minimalnya mereka bisa masuk di sana. Dan, kalau belajar sama seniman yang hebat seperti Peni dan Gusti, kami bisa langsung jalan, cari lagu. Kalau musik India raga, gak bisa gitu, kalau musik bossa nova, gak bisa juga,” ungkap Andi.

Sumber: www.voaindonesia.com