(Vibizmedia-Nasional) Presiden Joko Widodo meresmikan revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di TMII Archipelago, Jakarta, pada Jumat malam, 1 September 2023.
Sebagai informasi, revitalisasi tersebut dimulai sejak Januari 2022 dengan menelan anggaran lebih dari Rp1 triliun.
“Alhamdulillah revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah yang dilakukan sejak Januari tahun lalu, tahun 2022, pada hari ini telah selesai yang menelan anggaran–tadi sudah disampaikan oleh Pak Menteri Erick Thohir–Rp1 triliun 70 miliar plus 200 miliar dari PT InJourney,” ungkap Presiden.
Presiden Jokowi menyampaikan setelah direvitalisasi masyarakat bisa mengunjungi dan menikmati wajah baru Taman Mini Indonesia Indah yang tertata rapi, lebih hijau, lebih indah, dan lebih nyaman. Revitalisasi TMII sekaligus mengembalikan konsepnya seperti pada rencana awal pembangunannya yakni didominasi ruang terbuka hijau.
“Kalau siang mestinya Taman Mini Indonesia Indah sekarang ini bisa lebih sejuk karena konsepnya telah dikembalikan seperti pada masterplan awalnya, yaitu 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan,” katanya.
Selain itu, seluruh bangunan museum dan anjungan daerah juga telah dipercantik dan direvitalisasi dengan mengusung konsep inclusive, culture, dan smart. Presiden pun meyakini bahwa setelah direvitalisasi TMII akan menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata di ibu kota maupun di Indonesia.
“Saya yakin dengan wajah baru Taman Mini Indonesia Indah ini akan menjadi sebuah ikon besar pariwisata di Jakarta dan juga tentu saja di Indonesia,” ujarnya.
Setelah seremoni peresmian selesai, Presiden Jokowi beserta seluruh undangan yang hadir disuguhi atraksi air mancur menari (dancing fountain) bertajuk “Tirta Cerita”. Pertunjukan tersebut menampilkan penggalan kisah yang diadaptasi dari dongeng, mitos, dan legenda Nusantara yang sudah dikenal sejak dahulu kala.
Pertunjukan dimulai dengan “Petualangan Si Kancil”, Yuyu Kangkang dari cerita “Ande Ande Lumut”, dayang-dayang dari cerita “Roro Jonggrang”, “Bawang Putih dan Bawang Merah”, “Buto Ijo dan Timun Mas”, “Malin Kundang”, hingga berakhir pada legenda “Keong Mas”.