(Vibizmedia-Tangerang Selatan) Monitoring and Evaluation Specialist ‘Inovasi’ dari Victoria Australia, Julie Hind, mengapresiasi kinerja Platform MOOC (Massive Open Online Course) Pintar yang dikembangkan Kementerian Agama.
Apresiasi itu disampaikan Julie Hind saat berkunjung ke Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Kemenag, di Ciputat. Kedatangan Julie Hind memang dengan maksud khusus, untuk mengetahui kinera Platform MOOC Pintar dalam meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan.
“Saya mendapat informasi dari Inovasi di Indonesia tentang platform Pintar yang dikembangkan Kementerian Agama ini, dan saya telah mempelajari Pintar sebelum datang ke Indonesia. Jadi kedatangan saya untuk memperjelas pemahaman saya tentang Pintar,” jelasnya di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (05/06/2023).
Kepala Pusdiklat Teknis Kementerian Agama, Mastuki mengapresiasi langkah Inovasi yang mengajak evaluator dari Australia untuk berdiskusi secara langsung dengan tim Pintar. Menurutnya, Platform Pintar ini dibuat karena banyaknya pegawai di Kementerian Agama yang tidak bisa terlayani pengembangan kompetensinya melalui pelatihan.
“Semua pegawai memiliki hak untuk dikembangkan kompetensinya, 20 Jam Pelajaran pertahun perorang. Jumlahnya 237.000 pegawai negeri, dan dengan yang pegawai swasta, dan masyarakat yang membantu tugas Kementerian Agama jumlahnya lebih dari 1.8 juta,” terangnya.
Menurutnya, Pintar ini selain untuk menjawab tugas di atas, juga didedikasikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Menjawab pertanyaan Julie Hind tentang bagaimana menjamin kualitas pembelajarannya, Mastuki mengungkapkan bahwa Pintar ini dirancang dengan kualitas pembelajaran yang baik.
“Peserta tidak bisa ke step dua jika dia tidak lulus passing grade di step satu. Video pembelajaran tidak bisa di skip atau dipercepat, jadi peserta harus mengikuti secara runut,” tambahnya.
Mastuki menambahkan, pelatihan melalui Pintar ini sudah berlangsung selama 10 bulan, dan sudah menjangkau 107 ribu peserta. Dengan metode Asynchronous, Pintar mengandalkan pembelajaran secara mandiri. “Prinsip kerja Pintar ini self learning, peserta harus belajar secara mandiri, melihat media pembelajaran sendiri, mengerjakan tugas sendiri, dan unduh sertifikat sendiri,” tambahnya.
Di akhir pertemuan, Julie Hind menyampaikan pujian atas kinerja Pintar yang bisa melayani guru-guru dengan jumlah yang sangat besar. “Self learning ini sangat bagus, tapi perlu juga dilengkapi dengan fitur yang bisa membuat peserta memiliki kesempatan untuk belajar dalam komunitasnya, karena guru juga perlu berdiskusi dan latihan dengan guru yang lain. Makanya jika akan dimasukkan dalam sistem pelatihan baik syhincronus maupun asyhincronus perlu adanya tempat untuk diskusi,” pintanya.
Atas saran ini, Mastuki menambahkan bahwa Pintar sekarang memang sedang disempurnakan fitur-fiturnya. “Sekarang sedang disempurnakan agar asynchronous ini secara teknologi bisa dilengkapi dengan synchronous, karena memang ada materi-materi terntentu yang membutuhkan pendalaman dan diskusi,” pungkasnya. Hadir mendampingi Julie Hind, Abdul Munir dan Khoirul Anam dari Inovasi Indonesia.