Subsidi Kendaraan Listrik Dorong Percepatan Transformasi Ekonomi

0
347
Petugas memberikan penjelasan kepada pengunjung terkait sepeda motor listrik pada Pameran Kendaraan Listrik Berbasis Baterai dalam rangkaian KTT G20 di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11/2022). Pameran tersebut diikuti 28 produsen otomotif. Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat/nym.

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi pandangan Anggota DPR RI terkait kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan subsidi kendaraan listrik yang dinilai sebagai pemborosan anggaran belanja.

Sri Mulyani mengatakan bahwa dukungan terhadap Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) itu merupakan upaya untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi.

“KLBB itu merupakan upaya percepatan transformasi ekonomi untuk penciptaan nilai tambah yang tinggi, perluasan kesempatan kerja, serta penggunaan energi yang ramah lingkungan sehingga dapat menurunkan emisi, serta efisiensi subsidi energi,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (30/5/2023).

Selain itu, kata Menkeu, dukungan terhadap pengembangan ekosistem industri KBLBB juga dilakukan di banyak negara seperti di Amerika Serikat (AS), Eropa, Tiongkok, dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Produsen kendaraan bermotor di banyak negara juga telah berkomitmen untuk beralih memproduksi 100 persen mobil listrik di 2035-2040.

“Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah memperkenalkan serangkaian insentif yang diarahkan baik dari sisi supply maupun demand untuk menstimulus investasi dan penggunaan kendaraan listrik oleh masyarakat secara luas,” jelas Menkeu.

Menkeu menegaskan dukungan untuk pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) juga dilakukan negara maju hingga negara tetangga di Asia.

Melihat semakin banyaknya negara yang meningkatkan industri kendaraan listrik, Sri Mulyani menegaskan Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton saja. Apa lagi Indonesia memiliki modal bahan baku kendaraan listrik yang banyak.

“Indonesia tidak boleh menjadi penonton! Apa lagi Indonesia adalah produsen mineral yang sangat menentukan dunia,” tegasnya.

Sebelumnya, Anggota DPR RI menilai, masih banyak hal mendesak yang harus diselesaikan pemerintah dibandingkan dengan memberikan insentif, seperti pemerantaan ekonomi hingga pengentasan kemiskinan, dibandingkan dengan memberikan subsidi kendaraan listrik yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir konsumen kelas atas.