Penanganan Warga Terdampak Gempa M5,6 di Desa-desa Kecamatan Cugenang Terus Dilanjutkan

0
267
Kondisi pos pengungsi warga di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Sabtu (26/11) (Foto: BNPB)

(Vibizmedia – Cianjur) Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan salah satu desa yang terdampak gempa magnitudo (M)5,6 pada Senin lalu (21/11). Hingga hari ini warga setempat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.

Pelayanan kesehatan warga terdampak, baik yang tersebar maupun di pos pengungsian termasuk dalam prioritas penanganan selama masa tanggap darurat. Pos komando menetapkan prioritas penanganan juga pada pencarian korban hilang dan evakuasi serta pemenuhan kebutuhan dasar para penyintas.

Salah satu penyintas yang rumahnya rusak berat, Iis, menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan kepada para penyintas berlangsung dengan baik.

Saat ditemui di tenda pengungsian BNPB, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11), Iis menyampaikan, setiap pagi petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada para pengungsi.

Ia menjelaskan, pelayanan sangat sigap dan cepat, contohnya saat dilaporkan ada dua orang lanjut usia (perempuan dan laki-laki) sedang mengalami sakit, maka petugas kesehatan secara tanggap langsung datang an melakukan perawatan secara berkala. Diketahui kedua orang lanjut usia (lansia) tersebut mengalami sakit sejak sebelum bencana gempa bumi terjadi.

“Tim medis sangat siaga memeriksa para pengungsi,” ungkapnya.

Kemudian Iis mengatakan, kebutuhan dasar kepada para pengungsi cukup terpenuhi. Ia juga menjelaskan, selain ada enda pengungsi,  juga dibantu dengan adanya tempat ibadah darurat dan dapur umum.

“Saat ini kami juga secara gorong royong membangun gudang untuk menampung bantuan logistik yang diberikan sehingga dapat terinventaris dengan baik,” terangnya.

Kebutuhan air bersih untuk para penyintas juga telah terakomodasi dengan baik. Sebanyak dua toren dengan masing-masing muatan mencapai 530 liter per hari disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan aktivitas warga terdampak.

Selanjutnya, Iis mengatakan bahwa terdapat 100 orang yang menempati tenda pengungsian tersebut.

“Terdapat kurang lebih 100 orang disini, termasuk diantaranya 30 anak-anak, disini dominan pengungsi perempuan,” jelasnya.

Iis mengatakan, kebutuhan dasar bagi khususnya anak-anak dan perempuan telah diberikan secara berkala setiap hari, namun karena saat ini sering kali wilayah terdampak diguyur hujan, kebutuhan kasur, matras dan selimut sangat dibutuhkan.

Iis menjelaskan,  karena kondisi cuaca yang dingin, apalagi bagi anak-anak, maka masih membutuhkan kasur, matras dan selimut sehingga ketika hujan turun, anak-anak tidak kedinginan saat tidur di tenda.

“Kebutuhan bagi orang dewasa cukup terpenuhi, memang yang lebih penting saat ini bagi kami kebutuhan anak-anak, karena makanan, minuman dan barang untuk anak-anak lebih beragam,” lanjutnya.

Gotong royong antar penyintas juga dilakukan sehingga kebutuhan dari masing-masing pos pengungsian dapat terpenuhi secara merata.

“Misalnya hari ini kami mendapatkan cukup banyak bantuan, kami juga membagikan ke pos pengungsi lain sehingga tidak ada yang kekurangan bantuan,” pungkasnya.

Iis turut menyampaikan apresiasi atas bantuan BNPB dalam memenuhi kebutuhan pengungsi di Desa Gasol.

“Terima kasih kepada BNPB, atas bantuan dan kehadirannya, kolaborasi seluruh pihak dalam membantu para pengungsi sangat kami hargai,” ungkapnya.

Akses jalan yang cukup sempit dan mobilisasi tinggi dalam penanganan pascagempa membuat distribusi bantuan logistik menjadi kendala dalam menjangkau wilayah Kecamatan Cugenang. Tim gabungan juga masih melakukan mobilisasi menggunakan sepeda motor trail untuk menyalurkan bantuan logistik ke Cugenang, termasuk Kampung Pasir Angin yang masih belum tersalurkan bantuan secara maksimal.

Bantuan Logistik Desa Mangunkerta

BNPB turut menyalurkan bantuan logistik kepada warga Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang pada Sabtu (26/11).

Adapun bantuan logistik tersebut meliputi 30 paket kebersihan, 90 buah matras dan 300 buah selimut.

Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Cugenang, Hari mengatakan sampai saat ini penyaluran bantuan logistik masih dilakukan menggunakan sepeda motor trail.

“Di sini jalanan sempit dan banyak sekali kendaraan yang menyalurkan bantuan, sehingga kami menggunakan motor trail untuk memberikan bantuan secara berkala,” jelas Hari saat ditemui di Kantor Camat Cugenang, Sabtu (26/11).

Hari turut mengatakan, kondisi Kecamatan Cugenang sering mengalami pemadaman listrik karena gangguan jaringan akibat tanah longsor.

Hari menjelaskan, pihak PLN telah berupaya sangat keras untuk membantu pemenuhan listrik, namun saat ini memang jaringannya masih terganggu karena tanah longsor. Untuk itu, genset menjadi peralatan yang sangat dibutuhkan.

“Kami sangat membutuhkan genset, jika ada pemadaman listrik seperti sekarang, kami tetap bisa melakukan pendataan dan koordinasi,” ujarnya.

Selain itu, Hari mengungkapkan kebutuhan mobil pick up untuk melakukan distribusi bantuan.

“Saat ini sering hujan di sore hari, cukup menghambat distrisbusi bantuan jika menggunakan motor trail, jadi kami membutuhkan mobil pick up agar distribusi bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan bagi warga terdampak di Kecamatan Cugenang, Hari melaporkan terdapat beberapa dapur umum yang didirikan di Desa Cijedil, Lapangan Cicariu-Mangunkerta, Desa Gasol dan Sukamanah.

Adapun untuk Desa Mangunkerta sendiri, dapur umum belum didirikan karena para warga setempat melakukan kegiatan memasak mandiri di tempat tinggal masing-masing.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan per Jumat (25/11), pukul 18.00 WIB, terdapat 73.525 jiwa mengungsi dan tersebar di 16 kecamatan akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat, dengan magnitudo (M)5,6 pada Senin (21/11) lalu.

Salah satu kecamatan yang terdampak signifikan adalah Kecamatan Cugenang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyalurkan bantuan logistik dan peralatan dalam mendukung pemenuhan kebutuhan para warga terdampak. Per hari ini, Sabtu (26/11) BNPB kembali menyebarkan bantuan logistik ke 16 kecamatan terdampak berupa tenda pengungsi sebanyak 30 unit, tenda gulung 1.000, sembako 2.000 paket, selimut 5.000, matras 5.000 dan hygiene kits 2.000.

Baca juga:

Sulit dan Jauhnya Lokasi Pengungsian Cianjur, BNPB Distribusikan Bantuan dengan Motor