PLN Berkolaborasi dengan National Renewal Energy Laboratory di Amerika Untuk Transformasi Sistem Tenaga Listrik Global

0
270

(Vibizmedia – Sharm El-Sheikh) Kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan oleh PT PLN (Persero) dalam rangka mendukung transisi energi. Salah satunya adalah berkolaborasi bersama The U.S. National Renewable Energy Laboratory melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelaksanaan transformasi sistem tenaga listrik global (G-PST) pada agenda COP27 di Sharm El Syeikh, Mesir (8/11).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi dan Principal Investigator The U.S. National Renewable Energy Laboratory, Tim Reber, serta disaksikan langsung oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

Darmawan menyatakan, kerja sama ini akan menciptakan sinergi yang bermanfaat untuk penguatan sektor kelistrikan, khususnya dalam mendukung transisi energi. Hal ini perlu disiapkan karena pembangkit EBT yang sifatnya intermittent sehingga membuat proses pemasokan daya listrik tidak tersedia secara terus menerus dikarenakan faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol, misalnya hilangnya cahaya matahari akibat tertutup awan.

Darmawan menambahkan, komitmen mencapai net zero emission di tahun 2060 mendorong PLN untuk menambah kapasitas energi baru terbarukan (EBT) secara agresif. Dengan karakteristik intermittent pembangkit EBT maka perlu membangun kapasitas teknologi yang mumpuni untuk mengoperasikan sistem tersebut.

MoU PLN dengan U.S. National Renewable Energy Laboratory melingkupi beberapa hal penting, yaitu penguatan sektor energi dalam hal pengoperasian sistem dan transmisi tenaga listrik, integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan tenaga listrik, memajukan transisi menuju sistem operasi kelistrikan yang modern.

Kedua belah pihak juga akan mendiskusikan penetapan regulasi, pengembangan pelatihan dan pendidikan terkait, dukungan fasilitas dan teknologi, perkuatan perencanaan dan analisa sistem tenaga listrik, dan pengembangan inovasi atau kolaborasi nasional.

Ia menambahkan bahwa PLN bekerja sama dengan Global Power System Transformation, yang tergabung bersama pengembang ketenagalistrikan dunia seperti CAISO, AEMO, hingga ERCOT. Hal ini dapat diartikan bahwa saat ini PLN berada di garis terdepan dalam akumulasi pengetahuan, teknik, skill, dan teknologi kelistrikan.

Ia menambahkan dalam proses transisi energi, PLN perlu bertransformasi dan mempelajari core kompetensi dan skill baru untuk menghadapi tantangan di masa depan. Sehingga ia berharap MoU ini bisa diterjemahkan dalam operasi konkret di lapangan.

Darmawan menjelaskan, MoU ini akan mengkaji penggunaan teknologi terbaru di sektor ketenagalistrikan. PLN  juga akan memberikan pelatihan untuk para pegawai sehingga mereka siap untuk menghadapi segala tantangan.

Dengan nota kesepahaman ini, ia menekankan pentingnya kolaborasi bersama dalam mendorong transisi energi.

Darmawan menyatakan, kolaborasi ini membuka mata  bahwa transisi energi tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri dan jalan satu-satunya adalah dengan kolaborasi.

Baca juga:

Energi Terbarukan Bersaing Dengan Batubara