(Vibizmedia – Yogyakarta) Mari intip keseruan yang dialami para kontestan International Olympiad in Informatics (IOI) 2022. Seusai berkompetisi hari ke-1 tanggal 10 Agustus lalu, mereka diajak untuk mempelajari keragaman kesenian Indonesia lewat program ekskursi/lokakarya singkat belajar membuat komik, membatik, tari tradisional, gamelan Bali, gamelan Jawa tradisional Yogyakarta, sinematografi dan fotografi di Insititut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Pada saat pelaksanaan lokakarya tari tradisional, berbagai kontestan dari berbagai tim yang dibagi dalam 5 (lima) grup nampak menikmati gerakan dan hentakan yang dipandu oleh beberapa mahasiswa jurusan Seni Tari ISI.
Ketua Jurusan Seni Tari Pertunjukan ISI, Rina Martiara mengatakan bahwa seni adalah universal. Pada awalnya mereka mengira para kontestan IOI adalah orang-orang yang serius. Tetapi pada kenyataannya mereka sangat mengapresiasi seni dan humanis. Hal ini membuktikan bahwa perpaduan antara seni dan sains perlu dipikirkan di masa mendatang.
Senada dengan itu, kontestan tim Swiss, Lukas Münzel mengungkapkan kegembiraannya belajar Tari Montro dan Tari Kontemporer Rasa Nusantara. “Meski hanya singkat, saya senang sekali dapat belajar tari dari Indonesia. Unik dan terasa menyenangkan,” ujar Lukas.
Di lokasi lokakarya singkat lainnya, berbagai tim lainnya turut larut dalam mencoba secara langsung alat musik gamelan Bali dan gamelan Jawa tradisional Yogyakarta. Selain itu, di lokakarya sinematografi, kelompok tim lainnya mendapat penjelasan mengenai penggunaan drone dalam proses pembuatan sinema serta kelompok tim lainnya mendapat penjelasan tentang proses mencetak foto secara manual di lokakarya fotografi.
Selanjutnya, lokakarya membatik juga mendapat apresiasi salah satunya oleh tim Irlandia. Salah satu kontestan tim Irlandia, Ruadhán Mac Giolla Phádraig sambil tersipu mengatakan, “Sebuah pengalaman yang terasa berbeda karena sebelumnya saya tidak mengetahui tentang batik Indonesia, namun kali ini saya diajarkan membuat pola di atas kain dengan paduan warna biru dan ungu, serta saya menuliskan nama orang yang saya kagumi di kain batik tersebut.”
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim saat membuka ajang IOI secara resmi tanggal 9 Agustus yang lalu telah menegaskan bahwa di masa mendatang diperlukan talenta digital yang cerdas, kreatif, dan mampu berkolaborasi dalam semangat kebinekaan global.
Sementara itu, Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta, Muhammad Sholahuddin, mengungkapkan bahwa ISI Yogyakarta telah bersiap pasca ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi salah satu tempat pelaksanaan program ekskursi.
Saat mendampingi kontestan menikmati jamuan makan siang di Aula ISI Yogyakarta, Kamis (11/8), Sholahuddin menyampaikan bahwa ISI Yogyakarta antusias mendukung Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan IOI. Melalui 7 (tujuh) lokakarya singkat yang telah disiapkan, para peserta IOI diharapkan dapat mengenal beragam kesenian dan budaya yang ada di Indonesia.
Seusai melaksanakan berbagai lokakarya singkat, ISI Yogyakarta mengadakan jamuan makan siang untuk kontestan IOI. Jamuan makan siang berupa makanan tradisional Indonesia seperti sate ayam, mi goreng Jawa, bakso dan es kelapa muda tampak dinikmati oleh kontestan sambil ditemani alunan musik orkestra dari mahasiswa ISI.
Keseruan kebersamaan kontestan seusai melaksanakan ekskursi di ISI Yogyakarta, kontestan diajak untuk menghadiri diskusi bersama salah satu mitra pendukung IOI, Huawei yang mengupas tema tentang “Technology Trend for Better Connected and Intelligent World” yang disajikan oleh Direktur Strategi Teknologi Informasi Komunikasi Huawei, Mohamad Rosidi.
Yogyakarta yang kaya dengan keragaman budaya akan menjadi saksi dari kolaborasi para talenta digital terbaik dunia tingkat sekolah menengah atas yang akan saling berkompetisi dalam memperebutkan predikat terbaik dalam bidang informatika di ajang yang telah berlangsung sejak tahun 1989. Tahun ini IOI mengusung tema “Digital Energy of Asia”.
Lebih lanjut, mitra pendukung IOI 2022, yakni Acer, Jane Street, Tezos, Huawei, SIRCLO, Blibli dan AWS Indonesia siap mendukung kesuksesan ajang kompetisi internasional tersebut. Melalui IOI Indonesia, Kemendikbudristek juga berbangga telah menjadi bagian dari komitmen dunia untuk bangkit dan pulih dari keterpurukan karena pandemi global Covid-19 sekaligus memperkenalkan alam dan budaya Indonesia khususnya Yogyakarta yang indah dan berwarna.
Baca: International Olympiad in Informatic (IOI) Pertemukan Talenta Muda Digital Dunia