(Vibizmedia – Industry) Bangsa Indonesia memiliki modalitas untuk menjadi negara adidaya di tahun 2045 dengan besarnya populasi generasi milenial dan Z serta potensi kemampuan dalam memanfaatkan teknologi digital. Demikian dikemukakan Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Prof. Widodo Muktiyo dalam acara Forum Diskusi Publik yang digelar secara virtual bertajuk “Kebangkitan Nasionalisme dan Politik Kebangsaan Milenial”, Jumat (13/8/2021).
“Saat ini kita berada di era 4.0 atau era digital, era dunia tanpa batas yang memungkinkan konektivitas terjadi secara masif. Era digital menawarkan sebuah wahana konsolidasi politik yang segar bagi milenial untuk menjadi kebangkitan nasional dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” jelas Widodo.
Diprediksi dalam 10-20 tahun mendatang, sebanyak 60% populasi Indonesia dikuasai oleh generasi Milenial dan generasi Z jika digabung. Jumlah sumber daya manusia (SDM) sebanyak itu bisa dijadikan basis dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Indonesia kini juga memiliki digital dividend atau kemampuan dalam mengelola teknologi informasi dan komunikasi di era digital. Sebagai contoh, Indonesia merupakan potensi pasar ekonomi digital terbesar di regional Asia Tenggara. Muncul usaha-usaha startup berskala Unicorn lahir dari Indonesia.
Implementasi dari program TV digital melalui Analog Switch Off (ASO) dalam beberapa waktu ke depan juga diharapkan menjadi ladang baru bagi pengembangan talenta generasi muda di bidang digital. Oleh karena itu, dalam dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu mendukung upaya meraih bonus demografi tersebut dengan mempercepat transformasi digital.
Momentum pandemi COVID-19 menjadi momentum untuk mempercepat transformasi digital nasional tersebut. Kementerian Kominfo menjadi penjuru pelaksanaan program ini.
Ada lima langkah mempercepat transformasi digital nasional tersebut. Pertama, percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, seperti penyediaan layanan internet di lebih dari 12.500 desa/kelurahan serta di titik-titik layanan publik.
Kedua, mendorong jajaran kementerian/lembaga terkait untuk mempersiapkan peta jalan transformasi digital di sektor-sektor strategis, antara lain pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, dan penyiaran.
Ketiga, mempercepat integrasi pusat data nasional. Keempat, menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia talenta digital. Indonesia membutuhkan talenta digital kurang lebih sembilan juta orang untuk 15 tahun ke depan, atau kurang lebih 600 ribu per tahun.
Kelima, perencanaan transformasi digital perlu diiringi dengan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan transformasi digital.
Generasi milenial harus bisa memfilter hal positif dan negatif dari luar dengan terus menumbuhkan dan menjaga nilai-nilai kebangsaan Indonesia sebagai suatu fondasi ketahanan nasional.
Emy T/Journalist/Vibizmedia
Editor: Emy Trimahanani