SKK Migas dan Pertamina Optimis Produksi Migas Blok Rokan Meningkat

0
418

(Vibizmedia – Economy & Business) Produksi migas Blok Rokan di Provinsi Riau digadang-gadang oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)meningkat kembali setelah masa alih kelola.

“Kinerja hulu migas yang dapat dijaga, memberikan kontribusi yang besar pada penerimaan negara yang saat ini sangat membutuhkan pembiayaan dalam penanggulangan COVID-19,” kata Fatar Yani Addurrahman, Wakil Kepala SKK Migas, dalam keterangan tertulisnya, pada diskusi “Menjaga Keandalan Operasi Wilayah Rokan” yang diselenggarakan secara virtual oleh Energy and Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Kamis (22/7/2021).

Hadir juga dalam forum diskusi, Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin, dan Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hadi Ismoyo.

Menurut Fatar Yani, blok migas yang berkontribuasi paling lama di Indonesia dan masih memiliki potensi yang menarik adalah Blok Rokan. Ini menjadi tulang punggung produksi minyak nasional selama 70 tahun sejak berproduksi pertama kali pada 1951.

“Maka transisi yang panjang ini dapat dilakukan secara seamless dan tidak ada kendala.  Sumur yang paling banyak dioperasikan di Rokan ada 10.000 sumur, yang beroperasi saat ini sekitar 8 ribuan,” ujarnya.

“Mengingat kontribusi Blok Rokan yang sangat besar tersebut, pemerintah bersama SKK Migas telah memberikan perhatian ketika blok ini dalam proses peralihan dari kontraktor Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PHR. Untuk menjaga agar produksi Blok Rokan tetap tinggi dan bisa dijaga secara optimal, telah ditandatangani Head of Agreement (HOA) antara SKK Migas dan CPI pada 28 September 2020,” ujar Fatar.

Dengan adanya perjanjian Head of Agreement (HOA) akan menjamin ketersediaan dana ASR serta pengembalian biaya investasi dapat dijamin. Jumlah program pemboran pada masa alih kelola di HOA berjumlah 192 sumur.

Menurut Jaffee, dengan dukungan dari SKK Migas tersebut, proses alih kelola ini menjadi lebih pasti dan ada jaminan. Hal ini bisa dilihat proses saat ini yang dirasakan sangat membantu ketika dikelola oleh PHR.

Blok Rokan menyumbang 24 persen produksi minyak nasional dan ada 104 lapangan yang tersebar dari utara sampai ke selatan.

“Ini yang harus kita kelola agar produksi bisa dipertahankan. Ada sembilan bidang prioritas alih kelola. Kami akan teruskan apa yang belum diselesaikan, mulai 9 Agustus 2021 yang tujuannya agar pada 2021 jumlah sumur tidak kurang sesuai rencana,” ungkap Jaffee.

Emy T/Journalist/Vibizmedia
Editor: Emy Trimahanani
Foto: Kementerian ESDM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here