(Vibizmedia – Economy & Business) Industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional, bahkan tetap agresif menembus pasar internasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Januari-Maret 2021, total nilai ekspor nasional sebesar USD48,90 miliar atau naik 17,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mencapai USD41,76 miliar. Sementara itu, ekspor nonmigas menyumbang hingga 94,58 persen atau USD 46,25 miliar dari total ekspor nasional sepanjang triwulan I tahun 2021.
“Untuk industri pengolahan, pada Januari-Maret 2021, nilai ekspornya menyentuh USD 38,96 miliar atau tumbuh 18,06 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu. Sektor manufaktur ini menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor nasional, yakni sebesar 79,66 persen,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Perbaikan kinerja sektor industri di tengah masa pandemi ini, terasa sejak awal tahun hingga bulan Maret. Indikasi tersebut tercemin misalnya dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang berada di level 53,2. Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
“Kami sangat memberikan apresiasi kepada para pelaku industri atas capaian gemilang ini, karena akan memacu pemulihan ekonomi nasional,” imbuh Menperin.
Data BPS juga menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memegang peranan terbesar terhadap capaian nilai ekspor nasional pada Maret 2021, dengan sumbangsih 80,84 1persen. Di bulan ketiga tahun ini, nilai ekspor industri pengolahan mencapai USD 14,84 miliar atau tumbuh 22,27 persen dari Februari 2021 dan naik 33,45 persen dari Maret 2020.
“Saya bersyukur melihat angka-angka positif tersebut. Sebab ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang pemerintah ambil untuk mem-push recovery ini menuai hasil yang baik. Tentunya saya tidak ingin lengah, karena pemulihan butuh waktu,” jelas Agus.
Program vaksinasi massal juga dinilai memberikan tingkat kepercayaan kepada para pelaku industri sehingga dapat menggairahkan iklim usaha di tanah air.
Menteri AGK mendorong masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produk industri dalam negeri sehingga membantu perekonomian nasional. “Maka, di bulan puasa dan menjelang Lebaran, mari kita belanja dan konsumsi produk industri dalam negeri. Ini tentunya akan mempercepat pemulihan ekonomi kita, termasuk menghidupkan sektor IKM,” terangnya.
Emy T/Journalist/Vibizmedia
Editor: Emy Trimahanani