(Vibizmedia – IDX Stocks) – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, pemilik kode saham WIKA terus melebarkan sayap ke luar negeri. Selain mengerjakan proyek, perusahaan pelat merah ini juga mendorong ekspor produk-produk industrinya.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito mengungkapkan, WIKA Group gencar mendorong ekspor produk-produk industrinya memasuki pasar mancanegara selain proyek yang saat ini tengah berjalan di dalam negeri.
Belum lama ini, anak usaha WIKA yaitu Wika Beton (WTON) resmi melakukan ekspansi global pertama dengan mengekspor tiang pancang ke Taiwan.
Produk tiang pancang atau spun pile dengan panjang 8 meter itu diekspor untuk dapat digunakan dalam proyek infrastruktur yang tengah digalakkan Pemerintah Taiwan.
Menurutnya, perolehan tender ekspansi global ini didasarkan pada besaran kapasitas produksi yang dapat dijamin WTON dibandingkan beberapa eksportir negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Malaysia.
“Kegiatan ekspor WTON ini juga mengukuhkan visi WTON sebagai perusahaan terkemuka di bidang Engineering, Production, Installation (EPI) industri beton di Asia Tenggara,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima media, Rabu (7/4).
Langkah WTON ini meneruskan kesuksesan dari entitas anak WIKA yang lain, WIKA Industri Konstruksi (Wikon) yang juga telah melakukan ekspor struktur girder baja untuk jembatan yang digunakan pada proyek di Filipina bekerjasama dengan Matiere dari Prancis. Saat ini, Wikon juga berpotensi untuk melanjutkan ekspor produk tersebut.
Agung menyampaikan bahwa ekspor luar negeri perusahaan turut membawa nama Indonesia khususnya BUMN ke kancah global.
“Sehingga, membuktikan bahwa BUMN Karya Indonesia mempunyai daya saing yang tidak kalah dengan perusahaan multi nasional lainnya, disamping turut menjaga kinerja,” sebutnya.
Dari induk usaha, WIKA saat ini sedang mengerjakan beberapa proyek di luar negeri. Salah satunya, proyek Istana Presiden Niger yang menjadi proyek prestisius di Afrika. WIKA telah berhasil mengerjakan proyek ini hingga mencapai 91% dan dijadwalkan selesai pada pertengahan 2021.
Menjadi proyek pertama di Republik Niger, WIKA bertanggung jawab sepenuhnya menyelesaikan empat bangunan meliputi ballroom, head of state (bangunan pendukung di sekitar ballroom), service building (pusat kontrol) dan pavillion of president (tempat tinggal presiden beserta keluarga).
“Proyek ini akan menjadi buah karya anak Indonesia dan cerminan kepercayaan dari benua Afrika untuk BUMN Indonesia,” jelasnya.
Proyek WIKA di luar negeri lainnya adalah Multi Purpose Sport Complex di Kepulauan Solomon. Kelak, bangunan ini akan menjadi venue untuk kejuaraan internasional Pacific
Games 2023 yang mengikutsertakan berbagai negara di sekitar Pulau Pasifik. Proyek dengan lingkup rancang bangun ini berdiri dengan luas 5.800 meter persegi (m2) dengan fleksibilitas fungsi untuk dijadikan sebagai venue futsal, basket maupun voli.
“Progress sampai saat ini mencapai 27% dengan target selesai pada Desember 2022. WIKA sedang fokus pada pekerjaan sub structure sambil menunggu kedatangan struktur baja sehingga bisa dilakukan erection baja pada Mei 2021,” paparnya.
Selain dua proyek di atas, WIKA juga tengah menggarap Proyek Indonesia Pavillion di Dubai Expo yang saat ini progressnya telah mencapai 60% di mana pavillion tersebut akan siap digunakan pada bulan Oktober 2021. Dubai Expo sendiri akan berlangsung selama 6 bulan sampai Maret 2022.
Selain mengerjakan proyek, WIKA juga mendorong penggunaan material dari Indonesia untuk digunakan di proyek tersebut, selain tetap memperhatikan kandungan material lokal.
Berdasarkan laporan keuangan 2020 (audited), Wijaya Karya membukukan laba kotor dari kinerja operasi sebesar Rp 1,52 triliun meskipun mengalami tekanan pandemi Covid-19. Rasio utang berbunga pun masih berada pada angka 1,58x dari covenant 2,5x.
Kepercayaan publik juga tercermin pada tingginya permintaan terhadap Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi dan Sukuk WIKA tahap 2 pada Maret 2021 yang oversubscribed 2,3 kali.
Pergerakan harga saham WIKA hari ini diawali dengan dibuka naik ke posisi Rp.1480 per lembar dibandingkan harga penutupannya kemarin sore di Rp.1475 per lembar. Namun kemudian mendapat tekanan dan meluncur ke zona merah dan berada di posisi Rp.1440, anjlok 2.37% atau 35 poin, seperti yang terlihat pada layar RTI pukul 11:15 WIB.
Demikian juga dengan saham WTON , bergerak turun jelang penutupan sesi I perdagangan di BEI dan berada di posisi turun tajam sebesar 1.30% atau 4 poin ke harga Rp.304 per lembar.
Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang