Tunjukkan Hasil Positif, Satgas: Jaga Momentum Penanganan Pandemi

0
515
Ilustrasi posko penanganan Covid-19 di daerah. FOTO: PEMKAB KLUNGKUNG

(Vibizmedia-Nasional) Berdasarkan data yang ada, jumlah kasus harian relatif menurun, sementara pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit juga menurun. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang ditempuh pemerintah beberapa waktu belakangan telah menunjukkan hasil positif.

Untuk itu, Budi mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga momentum yang telah terbangun dengan lebih berdisiplin menjalankan protokol kesehatan agar laju penyebaran virus corona di Indonesia dapat benar-benar dikendalikan.

“Jangan sampai ada liburan panjang yang selalu terbukti secara empiris meningkatkan 30-50 persen, bahkan ada beberapa saat sampai 100 persen. Itu kita hindari sehingga rakyat tidak merasa letih kalau kasusnya naik lagi kemudian kita harus mengerem kegiatan. Lebih baik kita perlahan membuka dan kita terapkan protokol kesehatan yang ada di PPKM Mikro karena itu sudah terbukti bisa menjaga laju penularan seperti saat ini,” jelas Budi saat menyampaikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 5 April 2021.

“Jangan lupa untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan semoga kasus penularan Covid-19 terus bisa kita kendalikan,” lanjutnya.

Kebijakan PPKM berskala mikro pada praktiknya disertai dengan dukungan program vaksinasi massal yang juga tengah dilakukan pemerintah. Melalui kebijakan tersebut pemerintah mengupayakan terbentuknya kekebalan komunal di tengah masyarakat.

Terkait vaksinasi, dalam waktu beberapa bulan mendatang, pemerintah akan memprioritaskan pemberian vaksin Covid-19 bagi para warga lanjut usia (lansia). Data yang ada menunjukkan bahwa kelompok tersebut merupakan yang paling berisiko untuk terpapar virus corona dengan tingkat fatalitas yang tinggi.

“Data yang ada di kami menunjukkan dari 1,5 juta yang sudah terpapar, yang lansia atau di atas 60 tahun hanya 10 persen, tapi dari 100 persen yang wafat, lansia itu 50 persen. Jadi kelihatan sekali bahwa teman-teman kita yang di atas 60 tahun itu berisiko sangat tinggi,” ucapnya.

Selain berdasarkan faktor risiko, pembagian prioritas tersebut juga ditempuh di tengah keterbatasan suplai vaksin global akibat embargo dari negara-negara yang tengah mengalami lonjakan ketiga kasus aktif Covid-19. Apabila vaksinasi bagi para lansia telah terpenuhi, maka pemerintah akan memfokuskan pemberian vaksin bagi para guru dan tenaga kependidikan.

“Kalau ada jatah sisanya kita suntikkan ke guru karena memang rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni supaya Juli bertahap (pembelajaran tatap muka) bisa kita buka,” terangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here