(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut Indonesia di tahun 2045 akan menjadi salah satu negara terbesar di dunia. Bukan hanya karena jumlah penduduknya yang diperkirakan akan meningkat menjadi 318 juta jiwa, akan tetapi karena manusianya telah mengenyam pendidikan secara tuntas-berkualitas, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mengelola keragaman sosial budaya.
Menurut Suharso, di sinilah, ketahanan nasional sangat penting menjadi prasarat, conditio sine quanon untuk dapat mencapai Visi Indonesia 2045 tersebut.
Ketahanan nasional merupakan aspek penting dalam pembangunan, lanjutnya, ketahanan nasional didefinisikan sebagai kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG), baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, langsung atau tidak langsung, yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dan konsepsi untuk mencapai sasaran pembangunan nasional dan tujuan bernegara. Ketahanan nasional akan memperlancar upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan nasional akan memperkokoh ketahanan nasional.
Ada tiga modalitas ketahanan nasional di Indonesia, yaitu pertumbuhan ekonomi yang stabil-meskipun sedikit melambat karena pandemi Covid-19, negara demokrasi terbesar dunia ke-3, dan negara dengan keanekaragaman biodiversitas terrestrial terbesar ke-2 di dunia.
Jika digabungkan dengan keanekaragaman hayati di laut, maka Indonesia menjadi yang pertama. Keanekaragaman hayati tersebut memegang peranan penting dalam menyediakan makanan, air, tempat berteduh, udara bersih, dan obat-obatan untuk bangsa Indonesia.
Indonesia adalah negara yang majemuk. Dengan konstelasi negara kepulauan yang mencapai 17.504 pulau, di negara kita terdapat 6 Agama dan berbagai aliran kepercayaan, 1.340 suku bangsa, dan 742 bahasa daerah.
Kemajemukan ini merupakan potensi, namun dapat juga menjadi tantangan. Beberapa tantangan dalam mengelola kemajemukan Indonesia antara lain perbedaan pandangan politik, perbedaan agama, serta multi etnis dan ketimpangan pendapatan yang dapat memicu konflik horizontal di masyarakat.
Selain memaksimalkan seluruh potensi yang ada di Indonesia untuk kemakmuran rakyat, juga dapat mengantisipasi tantangan yang ada di dalam maupun di luar Indonesia.