(Vibizmedia – IDX Stocks) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Februari 2021 ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Membuka indeks di bawah level psikologis 6.000, IHSG menutup Februari di atas 6.200.
Selama bulan Februari kinerja IHSG menguat 6.47% dibandingkan level penutupannya di akhir Januari lalu.
Pada 1 Februari 2021, indeks dibuka di level 5.862,35, sedangkan indeks ditutup di level 6.241,79 pada penutupan perdagangan 26 Februari 2021. Dengan demikian menguat 38,50 poin atau naik 6,47 persen.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG di sepanjang Februari 2021 antara lain adalah optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi pada 2021, baik global maupun domestik. Selain itu, kenaikan harga komoditas dunia juga merupakan katalis positif bagi pasar yang menyebabkan harga saham sejumlah emiten terkait komoditas cukup melambung.
Surplus daripada neraca perdagangan Indonesia disikapi positif para pelaku pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia Indonesia sepanjang 2020 mengalami surplus sebesar US$21,74 miliar.
Total nilai ekspor pada 2020 mencapai sebesar US$163,31 miliar. Posisi tersebut turun 2,61 persen secara tahunan. Sementara, total nilai impor secara kumulatif pada 2020 tercatat mencapai US$141,57 miliar. Dibandingkan dengan posisi 2019, nilai impor terjadi penurunan yang cukup dalam sebesar 17,34 persen.
Selain itu, terdapat data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menunjukkan kinerja yang semakin ekspansif. PMI manufaktur Indonesia dari IHS Markit periode Januari 2021 tercatat naik 52,2 lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya atau Desember 2020 yang sebesar 51,3.
Menurut IHS Markit peningkatan terbaru di sektor kesehatan merupakan yang paling cepat selama enam setengah tahun, dan yang paling besar sejak survei pada April 2011.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah di level Rp14.000 dan penurunan suku bunga BI 7DRRR sebesar 25 bps disikapi positif oleh para pelaku pasar.
Proyeksi indeks komposit secara prospek jangka panjang masih sangat baik ditopang dari upaya pemulihan ekonomi Indonesia serta penanganan Covid-19 melalui vaksinasi.
Di sisi lain, pada Maret 2021, sejumlah data-data ekonomi nasional dan global akan dirilis. Sentimen pasar terhadap pengumuman data-data ekonomi ini pun dapat mempengaruhi kinerja indeks.
Pekan depan akan ada pengumuman data-data inflasi, loan growth, PMI Manufaktur Indonesia. Dari global akan keluar juga data PMI manufacture and services, OPEC Meeting, US nonfarm payroll,.
Pengumuman data-data dalam negeri yang dirilis pekan depan tentunya jika hasil data-data tersebut di atas ekspektasi pasar, maka akan sangat berarti bagi kenaikan kinerja indeks.
Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang