Harga Gula dan Kopi Turun Pada Minggu Lalu, Review Harga Mingguan

0
558

(Vibizmedia – Commodity) – Pada minggu ini harga dari kopi, gula dan kakao masih mixed, permintaan menurun di saat pandemi covid karena lockdown membuat banyak restoran dan cafe ditutup. Berbeda dengan di Eropa dan AS, maka di Indonesia permintaan akan kopi, gula dan kakao masih naik karena maraknya usaha makanan dan kue yang masih berjalan melalui penjualan online, yang merupakan usaha kecil yang dilakukan ketika berada di rumah saja.

Pada penutupan pasar hari Jumat  harga kopi Arabika   turun,  harga kopi Robusta  naik,  harga gula  di London turun ke harga terendah 1 minggu ,  dan  harga kakao naik.

Harga kopi Arabika ditutup mixed pada hari Jumat karena tekanan pada kopi Arabika turun ke harga terendah 1 ½ minggu pada hari Jumat karena permintaan berkurang sehingga persediaan naik ke jumlah tertinggi 8 bulan menjadi 1.707 juta kantong. Harga kopi di London masih tetap naik setelah Citigroup menaikan harga kopi di 2020/21 menjadi $1.29 dari perkiraan sebelumnya $1.21 dan diperkirakan konsumsi global akan kembali naik pada pertengahan tahun 2021 setelah pandemi covid mereda.

Harga gula kembali turun pada penutupan hari Jumat, dengan harga gula di London turun ke harga terendah 1 minggu, setelah Citigroup memperkirakan pasar global 2021/22 menjadi surplus 5.0 MMT dibanding defisit 2 MMT di 2020/21. Harga gula juga turun karena perkiraan produksi gula India naik 9%.

Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat naik dari harga terendah 2 ¾ bulan hari  Kamis, pada minggu ini harga kakao sangat “volatile” pada minggu ini.

Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :

Harga kopi Arabika Maret di ICE New York ditutup turun 5 sen (0.04%) menjadi $121.15  dan harga kopi Robusta Maret di ICE London naik 0.52%.

Faktor penggerak pasar Kopi:

  • Produksi kopi  dunia  di 2020/21 ( Oktober – September naik  9 %  dari tahun lalu menjadi    171.896   juta kantong menurut ICO.
  • Konsumsi kopi global naik 1.3% % dari tahun lalu menjadi  628  juta kantong menurut ICO.
  • Pasar kopi dunia di 2020/21    akan menjadi surplus   258 juta kantong dari  perkiraan sebelumnya  4.148 juta  di 2019/2020  menurut ICO.
  • Produksi kopi Arabika Brazil di 2021  diperkirakan akan turun  7% dari tahun lalu menjadi  31.35 juta kantong jumlah terendah 12 tahun menurut Conab.
  •  Ekspor kopi Brazil di 2020/21 diperkirakan akan meningkat 10% menjadi   64  juta kantong menurut CeCafe.
  • Perkiraan produksi kopi  global di  2020/21 naik 1.9%  dari tahun lalu menjadi  896 juta kantong menurut ICO
  • Produksi kopi Arabika Colombia turun 6% dari tahun lalu menjadi  9  juta kantong.
  • Ekspor kopi Arabika Colombia di bulan Januari naik 3 % dari tahun lalu menjadi 1. 102 juta kantong Colombia Coffee Growers Federation
  • Produksi kopi robusta global naik 3.2% dari tahun lalu menjadi 72.822 juta kantong.
  • Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari    2021  turun 17.6% dari tahun lalu menjadi  120,000 MT menurut the Vietnam General  Statistics Office
  • Perkiraan produksi kopi Robusta di Vietnam tahun 2021 akan turun 10 – 15% karena bencana alam dan rendahnya investasi akibat harga kopi yang rendah menurut the Vietnam Nationals Coffee Association.

Analisa tehnikal untuk kopi dengan support pertama di $ 119 dan berikut ke  $116  sedangkan resistant pertama di $ 122 dan berikut ke $ 126.

Harga gula Maret di ICE New York ditutup turun 17 sen (1.03%) menjadi $16.38 dan harga gula putih Maret di ICE London turun 0.09%.

Faktor Penggerak Pasar Gula:

  • Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 0.9% dari tahun lalu menjadi 171.1 MT  setelah turun 8.4%  di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
  • Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit  5  MMT  surplus 1.86 MMT di 2019/20 menurut ISO.
  • Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan  akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20  menurut CONAB.
  • Perkiraan produksi gula India di 2020/21 akan  naik 9%  menjadi sebesar 29.9 MMT dari perkiraan Oktober sebesar 31 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Perkiraan ekspor gula India di 2020/21 akan naik 3.5% menjadi 6 MMT menurut USDA-Foreign Agricultural Service (FAS).
  • Produksi gula Thailand di 2020 /21 turun 25% dari tahun lalu   sebesar 4.7 MMT  menurut the Thailand Office of the Cane & Sugar Board.

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $16.20 dan berikut ke $15.80 sedangkan resistant pertama di $17.00  dan berikut ke $17.50

Harga kakao Maret di ICE New York naik $54 (2.20% ) menjadi $2,503 per ton dan harga kakao Maret di ICE London 0.17%.

Faktor penggerak pasar kakao :

  • Produksi kakao global  di 2020/21  (Oktober – September) akan  naik 5.4% dari tahun lalu menjadi 4.9 MMT menurut Marex Spectron
  • Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.2% dari tahun lalu menjadi 4.631 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
  • Perkiraan pasar Kakao global di 2020/21 menjadi surplus 190,000 MT dari 8,000 MT di 2019/20 menurut Marex Spectron.
  • Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
  • Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850,000 MT menurut ICCO.

Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $2, 370 dan berikut ke $2,350 sedangkan resistant pertama di $2, 500 dan berikut ke $2,520.  

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting

Editor : Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here