(Vibizmedia – Commodity) – Perkembangan pasar dari harga – harga bahan baku untuk makanan dan minuman masih berkembang terus apalagi dengan berkembangnya UMKM rumahan di saat pandemi Covid-19, banyak bisnis rumahan makanan dan minuman, kebutuhan akan gula, kopi dan kakao meningkat di Indonesia, berbeda dengan di pasar dunia. Pentingnya untuk melihat juga harga acuan di bursa-bursa dunia seperti di New York dan di London, dimana patokan harga dari produk gula, kopi dan kakao.
Pada minggu ini dapat dilihat bagaimana pergerakan harga dari produk-produk gula, kopi, dan kakao.
Pada penutupan pasar hari Jumat harga soft commodities mixed, dengan harga kopi Arabika naik, harga kopi Robusta turun, harga gula di London naik ke harga tertinggi 3 ¾ tahun , dan harga kakao juga naik.
Harga kopi mixed pada penutupan pasar hari Jumat, menguatnya kurs real Brazil 0.95% membuat harga kopi Arabika naik. Harga kopi Robusta sempat naik ke harga tertinggi 3 minggu pada perdagangan di awal pasar namun turun harganya turun pada penutupan pasar karena likuidasi di akhir minggu.
Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat naik dengan harga gula di New York naik ke harga tertinggi 2 minggu dan harga gula di London naik ke harga tertinggi 3 ¾ tahun. Produksi gula di Thailand 2020/2021 turun.
Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat meningkat karena menguatnya permintaan kakao global. The Ivory Coast’s Gepex, group eksportir kakao dari 6 negara produsen penggiling kakao terbesar melaporkan kakao yang diproses naik 7.4% dan melemahnya kurs dolar AS.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Maret di ICE New York naik 45 sen (0.36%) menjadi $124.50 dan harga kopi Robusta di ICE London turun 0.22%.
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia di 2020/21 ( Oktober – September naik 9 % dari tahun lalu menjadi 171.896 juta kantong menurut ICO.
- Konsumsi kopi global naik 1.3% % dari tahun lalu menjadi 628 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2020/21 akan menjadi surplus 258 juta kantong dari perkiraan sebelumnya 4.148 juta di 2019/2020 menurut ICO.
- Produksi kopi Arabika Brazil di 2021 diperkirakan akan turun 7% dari tahun lalu menjadi 31.35 juta kantong jumlah terendah 12 tahun menurut Conab.
- Ekspor kopi Brazil di 2020/21 diperkirakan akan meningkat 10% menjadi 64 juta kantong menurut CeCafe.
- Perkiraan produksi kopi global di 2020/21 naik 1.9% dari tahun lalu menjadi 896 juta kantong menurut ICO
- Produksi kopi Arabika Colombia turun 6% dari tahun lalu menjadi 9 juta kantong.
- Ekspor kopi Arabika Colombia di bulan Januari naik 3 % dari tahun lalu menjadi 1. 102 juta kantong Colombia Coffee Growers Federation
- Produksi kopi robusta global naik 3.2% dari tahun lalu menjadi 72.822 juta kantong.
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari 2021 turun 17.6% dari tahun lalu menjadi 120,000 MT menurut the Vietnam General Statistics Office
- Perkiraan produksi kopi Robusta di tahun 2021 akan turun 10 – 15% karena bencana alam dan rendahnya investasi akibat harga kopi yang rendah menurut the Vietnam Nationals Coffee Association.
Analisa tehnikal untuk kopi dengan support pertama di $ 119 dan berikut ke $116 sedangkan resistant pertama di $ 125 dan berikut ke $ 127.
Harga gula Maret di ICE New York ditutup naik 37 sen (2.31%) menjadi $16.42 dan harga gula Maret di ICE London naik 2.02%
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 0.9% dari tahun lalu menjadi 171.1 MT setelah turun 8.4% di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit 5 MMT surplus 1.86 MMT di 2019/20 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Perkiraan produksi gula India di 2020/21 akan turun menjadi sebesar 30.2 MMT dari perkiraan Oktober sebesar 31 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
- Perkiraan ekspor gula India di 2020/21 akan naik 3.5% menjadi 6 MMT menurut USDA-Foreign Agricultural Service (FAS).
- Produksi gula Thailand di 2020 /21 turun 25% dari tahun lalu sebesar 4.7 MMT menurut the Thailand Office of the Cane & Sugar Board.
- Perkiraan produksi gula Uni Eropa di 2020/21 turun 5.6% dari tahun lalu menjadi 16.05 MT karena cuaca kering menurut FAS- USDA.
Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $15.80 dan berikut ke $15.40 sedangkan resistant pertama di $16.50 dan berikut ke $16.90.
Harga kakao Maret di ICE New York naik $55 (2.17%) menjadi $2.587 per ton dan harga kakao Maret di ICE London naik 0.81%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Oktober – September) akan turun 8% dari tahun lalu menjadi 4.697 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.2% dari tahun lalu menjadi 4.631 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
- Perkiraan pasar Kakao 2019/20 akan surplus 19,000 MT dari defisit 48,000 MT di 2018/19. menurut ICCO
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850,000 MT menurut ICCO
Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $2,500 dan berikut ke $2,480 sedangkan resistant pertama di $2,600 dan berikut ke $2,630.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido