(Vibizmedia – IDX Stocks) – Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk, pemilik saham dengan kode DSNG melalui anak usahanya PT Agro Pratama menanamkan investasi senilai US$ 5 juta pada Verdant Bioscience Pte Ltd. Kerjasama ini dilakukan untuk mengembangkan teknologi bibit kelapa sawit hibrida berkualitas unggul di Indonesia.
Berdasarkan keterangan pers DSNG, Selasa (17/11), Verdant merupakan perusahaan berbasis di Singapura yang bergerak di bidang kultur jaringan kelapa sawit. Penandatangan kesepakatan berlangsung pada Kamis, 12 November 2020.
Dengan nilai investasi tersebut, DSNG menggenggam kepemilikan minoritas sebesar 15% pada Verdant Group. DSNG menjadi pemegang saham Verdant bersama dengan mitra lainnya, seperti Ackermans & Van Haaren NV (Belgia), SIPEF (Belgia), dan Biosing Pte Ltd (Singapura).
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, kerjasama ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk ikut aktif terlibat dalam pengembangan teknologi kultur jaringan kelapa sawit.
“Tujuannya untuk menghasilkan bibit yang unggul dan berkualitas,” kata Andrianto. Apalagi, Verdant Group memiliki teknologi dan keahlian dalam mengembangkan teknologi kultur jaringan kelapa sawit.
Menurut Andrianto, ini merupakan investasi strategis jangka panjang bagi DSNG.
“Dalam beberapa tahun ke depan, program replanting kelapa sawit di Indonesia akan semakin masif dilakukan dengan semakin menuanya umur perkebunan kelapa sawit, baik oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun petani masyarakat,” tutur Andrianto.
Dengan begitu, ia memprediksi akan ada permintaan yang cukup besar atas bibit kelapa sawit yang unggul.
PT Dharma Satya Nusantara Tbk belum berencana menambah alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk anggaran tahun depan. Emiten perkebunan tersebut menganggarkan capex sekitar Rp 1 triliun. Adapun capex tahun 2020 ini berkisar antara Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.
Andrianto Utomo, Direktur Utama DSNG mengatakan, pihaknya belum berencana melakukan penanaman kembali atau replanting secara besar-besaran dalam waktu dekat. “Sehingga, kami akan lebih selektif dalam mencairkan capex,” ujarnya, Senin (16/11).
DSNG bakal mengalokasikan sebagian besar capex untuk proyek biomassa. Biomassa tersebut bisa digunakan perusahaan sebagai alternatif bahan bakar pabrik pengolahan kelapa sawit. “Dengan begitu, kami bisa menghemat dua juta liter solar setiap tahun,” terang Andrianto.
Belum lama ini, DSNG memang menjalin kerjasama bersama Erex Singapore. DSNG bertindak sebagai penyedia cangkang kelapa sawit alias palm kernel shell. Erex akan mengolah cangkang tersebut menjadi biomassa.
Melalui kerjasama tersebut, DSNG juga membuka peluang pemasukan tambahan dari penjualan palm kernel shell dengan jangka waktu selama 15 tahun. Total nilainya diperkirakan mencapai US$ 7,14 juta.
Anrianto menambahkan, pihaknya kemungkinan baru akan mengalokasikan capex lebih besar pada 2023. Pada periode ini, DSNG berencana mulai melakukan replanting.
“Tapi, secara bertahap, replanting untuk 500 hektare lahan terlebih dahulu. Tahun 2024 juga kami rencanakan replanting 500 hektar, setelah ini baru akan lebih ekspansif,” jelas Andrianto.
Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk juga naik signifikan ke peringkat 16 dengan skor 75,3% dalam daftar ranking Sustainability Policy Transparency Toolkit (SPOTT) tahun 2020. Sebelumnya, DSNG hanya menduduki peringkat ke-46 dengan skor 37,3%.
Peringkat terbaru ini dirilis pada Selasa (10/11), secara daring dari London, Inggris. Peringkat SPOTT adalah hasil kajian terhadap penerapan program lingkungan, sosial dan tata kelola (environment, social & governance atau disingkat ESG) pada 100 perusahaan global yang bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit.
Untuk diketahui, SPOTT merupakan lembaga independen yang dikembangkan Zoological Society of London (ZSL). SPOTT melakukan penilaian praktik keberlanjutan berdasarkan kinerja program ESG pada perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan, kelapa sawit, dan karet alam.
Tahun ini, DSNG juga tercatat sebagai perusahaan kelapa sawit yang melakukan upaya perubahan dengan nilai paling tinggi dalam perhitungan SPOTT tahun 2020, yakni sebesar 38,7 persen.
Dari daftar 16 besar tersebut, DSNG menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit publik yang berbasis di Indonesia dengan skor tertinggi. Berdasarkan penilaian ESG dari SPOTT, skor DSNG untuk aspek Environmental sebesar 71,8%, Social 80,6%, dan Governance 59,0%.
Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, kenaikan peringkat ini menggambarkan keseriusan dan komitmen DSNG dalam mengelola ESG yang praktiknya semakin meningkat dalam setahun terakhir. “Kami bertekad untuk mengintegrasikan ESG dalam segala aspek usaha sebagai cara kami berbisnis,” kata Andrianto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/11).
Ia menyampaikan, semua proses produksi, baik di segmen usaha kelapa sawit maupun produk kayu harus mengimplementasikan kerangka keberlanjutan. Dengan begitu, produk dihasilkan melalui praktik bisnis yang baik serta tersertifikasi berdasarkan standard internasional. “Tak hanya itu, limbah yang dihasilkan dari proses produksi pun harus diberdayagunakan agar dapat memberikan manfaat ekonomis maupun manfaat terhadap lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya, pada September 2020, DSNG melakukan commissioning Bio-CNG Plant demi mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus komitmen dalam mengurangi dampak limbah cair pabrik kelapa sawit dengan mengubahnya menjadi energi terbarukan.
Tahun ini, DSNG juga memperoleh fasilitas green loan sebesar US$ 30 juta dari Stichting and green.fund (“&Green”) yang merupakan sebuah lembaga investasi yang fokus dalam perlindungan hutan tropis melalui penerapan kebijakan No Deforestation No Peat No Exploitation (NDPE).
Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang