(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Dalam Negeri bekerja sama dengan PT Pertamina dengan membuat program Pertamina Shopping (Pertashop), sehingga mempermudah masyarakat desa mendapatkan bahan bakar dan sebagai stimulus pembangunan ekonomi desa.
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian sangat mendukung inisiasi dari PT. Pertamina Persero, terutama karena kerjasama Pertashop membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) kecil di desa-desa akan sangat membantu dan mempermudah mobilitas masyarakat.
“Masyarakat desa jauh mencari SPBU, mereka tadi untuk 10 kilometer bolak balik 1 liter untuk sendiri sudah. Kemudian daya jangkau yang sulit ini juga membuat cost yang tinggi, mobilitas yang menjadi terganggu, waktu yang menjadi terganggu dan lain-lain. Di samping itu dengan mendekatkan layanan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada masyarakat di samping membuatnya menjadi lebih efisien maka menjadi stimulus pembangunan di desa,” jelas Tito dalam keterangannya, Rabu, 9 September 2020.
Dari sisi kebutuhan, BBM merupakan komoditas vital bagi masyarakat masa kini, baik itu untuk pemenuhan energi, mobil, motor, genset dan kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo menyambut program Pertashop dengan positif. Pemerintah juga telah mengalokasikan dana desa yang tahun ini mencapai Rp72 trilliun, dengan rata-rata Rp800 juta sampai Rp3 miliar perdesa, dengan harapan untuk dapat membangun desa ke arah lebih baik.
“Bapak Presiden menyambut dengan sangat luar biasa program Pertashop yang dijalankan oleh Pertamina, ini akan memberikan banyak sekali keuntungan,” ucap Tito.
Tito mengatakan dengan mendekatkan SPBU langsung ke desa-desa akan dapat menjadi stimulus mengembangkan jiwa entrepreneur masyarakat desa dan mengurangi praktik menjual BBM dengan cara yang tidak layak.
“Dengan adanya SPBU disitu biasanya ada minimarket juga di situ, kemudian nanti ada kedai-kedai atau cafe disana, bisa berkembang. Kemudian timbul pasar disitu, sehingga ekonomi pedesaan menjadi bangkit dan itulah yang kita harapkan semua, itu yang kita inginkan dari negara ini,” ungkapnya.
Sejak bulan Februari yang lalu, Tito mengakui telah membuat Nota Kesepahaman atau Momorandum of Understanding (MoU) antara Kemendagri dan PT. Pertamina persero untuk mendukung program Pertashop yang kemudian disusul dengan acara Launching yang dilaksanakan di Bali. Akhirnya, program agak sedikit berjalan lamban lantaran penanganan covid-19, tetapi dengan bantuan Pertamina dan kepala desa yang terus bergerak setidaknya sampai hari sudah ada 527 outlet yang berhasil dibuka.
“Tadi saya hanya menekankan dalam paparan Ibu Dirut sangat clear, 527 outlet sudah terbangun, target 4.308 diakhir tahun 2020, di daerah berkembang 2.376, dan 1.932 outlet di daerah yang memiliki demand yang tinggi. Jadi, permintaanya sangat tinggi, misalnya DKI Jakarta dan Surabaya, ini angka 4.308 diakhir tahun 2020 itu masih jauh dibanding jumlah desa yang 83 ribu, jadi baru 5% mungkin,” tegasnya.