(Vibizmedia-Nasional) Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan di rumah saat work from home, hal yang penting untuk dilakukan, sehingga masyarakat memiliki banyak waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sembari mengisi waktu luang pada masa pandemi di rumah antara lain adalah urban farming.
Urban Farming adalah suatu metode pertanian kota dengan konsep berkebun di lahan yang terbatas.
Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga, juga menunjang kondisi ekonomi masyarakat itu sendiri melalui pemasaran hasil panen urban farming.
Pegiat urban farming, Indonesia Against Covid-19 (IAC-19) mencontohkan kegiatan yang sudah dilakukan dan terbukti membuahkan hasil, yakni budidaya kangkung dan pembesaran ikan lele dalam ember (budikdamber).
Konsep ini sederhana, dan yang jelas tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan ruangan atau kolam yang luas. Cukup satu ember besar dengan kapasitas 60 liter atau lebih untuk 60 ekor.
Putri Simorangkir, salah satu penggiat urban farming IAC-19, sudah mulai melakukan uji coba sebanyak 14 ember dengan bibit ikan dan kangkung kepada 14 RT di daerah Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
“Jika hasilnya bagus, program akan kita perluas ke daerah perkotaan lainnya”, ungkap Putri dalam keterangannya, pada Kamis 14 Mei 2020.
Program urban farming budikdamber ini, sangat cocok diterapkan oleh lintas masyarakat, terutama bagi mereka yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri selama pandemi Covid-19 dan memberikan pengalaman baru.
Agnes Lourda Budhidarma selaku koordinator IAC-19 mengatakan apabila program urban farming diikuti oleh masyarakat banyak, maka dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi kelangsungan hidup.
Selain bertujuan untuk ketahanan pangan, urban farming juga dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja juga mengatakan bahwa urban farming sangat mendukung dan memberikan apresiasi positif karena terbukti lebih banyak memberikan manfaat bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, selain untuk mengisi aktivitas menumbuhkan gotong-royong, urban farming juga memperkuat ketahanan pangan dan kebutuhan gizi masyarakat.
Wisnu mengharapkan agar hal itu dapat melibatkan anak-anak sebagai generasi muda sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan mereka untuk masa depan yang lebih baik.
“Libatkan anak-anak sekolah juga untuk bagaimana mereka mencintai tanaman (pangan). Karena itu merupakan pembelajaran di alam, karena itu bagian dari pendidikan,” terang Wisnu.