(Vibizmedia-Nasional) Sebagai bagian dari refocusing anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan RS Akademi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berfungsi sebagai RS rujukan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai dengan saat ini, telah memiliki progres secara keseluruhan mencapai 30 persen.
Pekerjaan penyelesaian yang telah dilaksanakan sejak 20 April 2020 ini, memiliki kemajuan pekerjaan rata-rata sekitar 3 persen per hari.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penyelesaian RS Akademi UGM tersebut merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian PUPR sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19.
“Berdasarkan hasil penilaian teknis Balitbang PUPR, secara struktur gedung RS masih baik dan bisa dipakai. Dengan demikian, penyelesaian RS ini tidak memakan waktu terlalu lama, karena kita menggunakan sistem moduler sehingga tinggal pemasangan saja. RS tersebut terdiri dari dua gedung masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2,” ungkap Menteri Basuki dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Rabu 29 April 2020.
Perlu di ketahui, RS Akademi UGM memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, 2 tempat tidur ruang tindakan dan 25 tempat tidur ruang isolasi. Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 m2 memiliki kapasitas 38 tempat tidur. Gedung Arjuna dengan luas 4.505 m2 memiliki kapasitas 69 tempat tidur, Kementerian PUPR perkirakan anggaran penyelesaian pembangunan rumah sakit sebesar Rp60 miliar.
Menteri Basuki menekankan pentingnya kontraktor untuk menggunakan produk dalam negeri dalam pengerjaan rumah sakit ini. Untuk menjaga kerapihan dan keselamatan kerja, termasuk bagi 300 pekerja yang terlibat, lanjutnya, penyelesaian pembangunan RS Akademi UGM dilaksanakan sesuai protokol pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan serta Inmen PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
“Jangan sampai kita membangun Rumah Sakit malah pekerja konstruksi kita ada yang terpapar Covid-19,” tegas Basuki.