Kabar Baik, Kesembuhan dari COVID-19 Melebihi yang Meninggal

0
628
Sumber: Covid19.go.id

Indonesia sangat luarbiasa hari ini (16/4/2020) sebab untuk pertama kalinya angka yang sembuh lebih tinggi daripada angka yang meninggal. Ini merupakan kabar baik yang sangat luarbiasa. Kabar yang dinantikan semua orang.

Pada hari ini (16/04/20) tercatat bahwa di seluruh dunia telah dinyatakan sembuh sebanyak 527.785 orang dari 2.116. 157 kasus, yaitu 24,9%. Angka yang cukup baik sesungguhnya dan patut kita syukuri. Kita dapat melihat bahwa memang sebenarnya angkanya sangat timpang masih 75% kasus yang positif. Jika dikurangi yang meninggal yaitu sejumlah 141.823 maka jumlah orang positif COVID-19 yang tersisa adalah 1.446.549 orang atau sama dengan 68,3 persen.

Apakah Penyebab Kecilnya Angka Kesembuhan Dunia?

Dalam diskusi dengan beberapa teman dokter maka ada tiga hal yang diperkirakan menjadi penyebabnya:

  • Banyak orang tanpa gejala yang positif yang menjalani isolasi mandiri 14 hari dan setelah itu tidak lagi dikonfirmasi apakah sudah benar-benar negatif . Hal ini juga diakibatkan oleh terbatasnya alat test.
  • Banyak orang membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh sehingga angka yang sembuh bergerak lambat.
  • Banyak negara tidak melaporkan dengan akurat berapa banyak orang yang sudah disembuhkan karena negara-negara banyak berfokus pada pasien-pasien yang parah yang sangat membutuhkan perawatan. Sehingga data orang yang disembuhkan sebenarnya bisa lebih besar dari yang tercatat.

Mungkinkah Pasien COVID-19 Sembuh Total?

Menurut Tom Duszynski, Direktur Pendidikan Epidemiologi di Universitas Indiana-Purdue University Indianapolis, dalam tulisannya di The Conversation, seseorang yang terinfeksi bisa selamat dari virus tanpa efek kesehatan jangka panjang. Hal ini karena adanya sistem kekebalan tubuh yang dapat melawan virus. Virus SARS-COV-2 ini sendiri bersifat self limiting disease.

Memang benar bahwa masih banyak ketidakpastian misalnya  ketidakjelasan angka berapa banyak orang yang telah pulih, bagaimana penyakit akan mempengaruhi mereka dalam jangka panjang, atau berapa lama mereka akan kebal. Hal ini masih terus menjadi penelitian para ahli di dunia.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Pulih?

Dr. Bala Hota, seorang profesor penyakit menular dan Associate Chief Medical Officer di Pusat Medis Universitas Rush Chicago dalam wawancara kepada media mengatakan bahwa orang yang terkena COVID-19 membutuhkan waktu lama untuk dapat dipulihkan hingga normal kembali. Menurut informasi dari beberapa dokter, prediksi waktu pemulihan pasien COVID-19 adalah sebagai berikut:

  • Bagi yang mengalami gejala ringan membutuhkan enam minggu untuk pulih
  • Bagi yang menderita penyakit yang sangat parah dapat membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih
  • Bagi yang memakai ventilator, perlu waktu untuk berjuang beberapa minggu lamanya untuk bertahan hidup. Banyak juga yang pada akhirnya bisa keluar dari ventilator dan kembali dirawat diruang biasa selama seminggu lagi atau bahkan lebih sampai benar-benar pulih.

Bahkan setelah dianggap sembuh dan tidak lagi menular, masih banyak pasien yang mengalami batuk ringan dan cepat merasa lelah. Itu sebabnya waktu karantina yang terbaik bagi pasien COVID-19 sebaiknya adalah minimal satu bulan agar benar-benar memutus rantai penularan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here