(Vibizmedia-Nasional) Jelang kemitraan 100 tahun Indonesia dengan Australia, Presiden Joko Widodo mengatakan tujuh puluh tahun kemitraan Indonesia dan Australia harus terus dijaga dan diperkokoh, tak hanya kemitraan antarpemerintah dan parlemen, tetapi juga antara rakyat kedua negara.
Meskipun di tahun tersebut, dunia juga diprediksi akan semakin dipenuhi dengan ketidakpastian. Bila tren yang saat ini telah terlihat terus berlanjut, Presiden mengatakan, dunia tiga dekade mendatang akan menjadi terdisrupsi, situasi geopolitik dan geoekonomi dunia semakin berat, stagnasi pertumbuhan ekonomi bahkan resesi ekonomi dunia sulit dihindari. Dikhawatirkan nilai demokrasi dan kemajemukan akan termarginalkan.
“Di tengah berbagai tantangan tersebut, Indonesia dan Australia harus fokus pada upaya peningkatan kemitraan,” ungkap Presiden Jokowi dalam pidatonya di Parlemen Australia, Canberra, pada Senin, 10 Februari 2020, turut hadir menyaksikan pidato Presiden tersebut di antaranya Perdana Menteri Scott Morrison, senator Scott Ryan, dan sejumlah senator serta anggota parlemen lainnya yang berdiri memberikan tepuk tangan meriah atas pidato tersebut.
Dalam pandangan Presiden Jokowi, usia 70 tahun persahabatan Indonesia-Australia bukanlah waktu yang sebentar.
“Tujuh puluh tahun adalah masa platinum. Platinum persahabatan tersebut harus kita perkokoh terus dengan bersama-sama mempersiapkan agar kemitraan Indonesia dan Australia berumur 100 tahun,” ungkap Presiden Jokowi.
Menurutnya, pada tahun 2050, saat di mana kemitraan kedua negara mencapai usia satu abad, Indonesia dan Australia akan bertransformasi menjadi pemain besar di kawasan dan dunia. Indonesia sendiri diperkirakan akan menjadi ekonomi terbesar keempat dunia dengan PDB sekitar USD 10,5 triliun.