(Vibizmedia-Tangerang Selatan) Dalam upaya mengembangkan industri katalis minyak nabati, Presiden Joko Widodo meminta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan PT Pertamina (Persero) menambah penyaluran dana riset katalis.
Hingga saat ini, Presiden Jokowi sampaikan baru tiga katalis yang mampu diproduksi dari 50 katalis yang dibutuhkan di dalam negeri.
“Padahal kita punya kemampuan produksi katalis itu, nanti akan ditindaklanjuti dalam ratas khusus,” tegas Presiden dalam Rapat Koordinasi Nasional Integrasi Riset dan Inovasi Indonesia di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tangerang Selatan, Kamis (30/1).
Perlu diketahui, katalis merupakan zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu untuk mengubah limbah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati. Sejak tahun 1982 lalu, Guru Besar Fakultas Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB Subagyo telah mulai melakukan penelitian katalis ini.
Presiden ungkapkan penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar akan memberikan banyak manfaat. Pertama, hal tersebut akan menekan impor minyak.
Kedua, menjaga harga komoditas sawit karena akan terserap oleh dalam negeri.
“Kemarin begitu B20 kita pakai, harga sawit naik. Begitu B30, harga sawit naik. Petani dapat untung dan ini baik untuk neraca transaksi berjalan dan defisis neraca perdagangan,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Subagyo dan tim katalis dari ITB menyampaikan bahwa sejauh ini sudah sangat terbantu dengan Pertamina dengan memberikan alat senilai Rp8 miliar untuk keperluan riset.
“Baru ini kami mendapat Rp46 miliar (dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit),” kata Subagyo.
Ia pun berharap ke depan dapat mendapat dana bantuan riset lebih besar. Sebab dirinya berkeinginan membangun pabrik katalis, agar resep yang dia miliki tidak lepas ke negara lain.