(Vibizmedia-Kolom) Menyongsong bonus demografi 2030, lebih dari 50% populasi Indonesia merupakan penduduk usia produktif di bawah 30 tahun. World Economic Forum melaporkan The Future of Jobs 2018, dalam laporan itu dikatakan Indonesia memang tengah mengalami penurunan angka pengangguran. Data BPS menunjukkan bahwa angka pengangguran tahun 2018 turun sebesar 0,56 persen dari tahun sebelumnya (sekitar 7,04 juta orang) menjadi sekitar 7 juta orang.
Pada Agustus tahun 2019 meningkat kembali menjadi 7,05 juta orang Hal ini dibarengi dengan meningkatnya penduduk bekerja yang meningkat 2,46 persen dari tahun sebelumnya.
Dengan banyaknya penduduk usia produktif, akan banyak keuntungan yang didapat karena tingginya produktivitas. Tetapi disisi lain, juga menjadi tantangan bagi Indonesia di tengah disrupsi teknologi yang terjadi. Penduduk usia produktif 15-64 tahun, lebih banyak dari kelompok usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun ke atas adalah bonus demografi.
Puncak bonus demografi di Indonesia sendiri, akan berbarengan dengan masa jaya teknologi, adanya otomatisasi tidak membuat semua pekerjaan hilang. Data McKinsey mengatakan 27 juta hingga 46 juta lapangan kerja baru dapat diciptakan, dari jumlah tersebut, 10 juta diantaranya belum pernah ada sebelumnya, di masa otomasisasi sekarang ini, pekerjaan industri kreatif, konstruksi, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan manajemen akan tetap bertahan. Dalam kesehariannya, teknologi masih tetap diperlukan, sedangkan SDM berkemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), menjadi faktor penting dalam keberlanjutan perusahaan.
Selain itu, kemajuan teknologi, menuntut tingginya skill tenaga kerja dan menjadi tantangan baru bagi Indonesia, sementara tenaga kerja di Indonesia masih banyak berlatar belakang pendidikan rendah.
Lebih dari setengah tenaga kerja Indonesia atau sebesar 58,77 persen maksimal hanya berlatar belakang pendidikan SMP, sedangkan dari lulusan universitas sepersepuluhnya masih pengangguran (data BPS).
Dari kacamata SDM, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masuk urutan ke-6 dari negara-negara ASEAN lainnya. Bukti kesungguhan pemerintah mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menjadi SDM unggul yang mampu bersaing dengan teknologi dan tenaga kerja lintas negara.
Dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR-RI, pada 16 Agustus 2018, Presiden Jokowi mengatakan membangun manusia Indonesia adalah investasi kita untuk menghadapi masa depan dan melapangkan jalan menuju Indonesia maju. Kita siapkan manusia Indonesia menjadi manusia unggul sejak dalam kandungan sampai tumbuh mandiri, juga meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya.
Tidak salah jika tahun 2020, pemerintah fokuskan pembangunan SDM yang berkelanjutan dalam penggunaan anggarannya. Semua tidak akan berjalan tanpa sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang adaptif dengan perkembangan zaman.
Perlunya peta jalan pembangunan SDM yang jelas dan terukur dan dilakukan secara masif, untuk menjawab tantangan pembangunan dan memastikan konstribusinya terhadap pencapaian Visi Indonesia 2045, utamanya dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, maju, berdaulat, adil dan makmur, serta menjadi ekonomi terbesar keempat dunia dengan pendapatan per kapita mencapai lebih USD25 ribu dan PDB lebih dari USD7,3 triliun. Banyak tantangan yang harus dihadapi dan tentunya harus diselesaikan.