(Vibizmedia – Commodity) – Thailand merupakan negara penghasil karet terbesar dan menghasilkan 40% dari produksi global.
Turunnya produksi di Thailand karena hama jamur membuat harga karet meningkat.
Pada tanggal 15 Oktober cabinet Thailand menyetujui subsidi untuk petani karet sebesar 24 milyar bath (USD792 juta), adalah fase pertama dari jaminan pendapatan dari pemerintah untuk petani karet. Rencananya adalah membantu 1,4 juta petani karet supaya pendapatannya stabil sampai Maret 2020.
Thailand adalah negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Perang dagang antara Cina dan AS membuat petani karet menderita karena hanya bisa melihat turunnya permintaan global dan turunnya harga karet. Sejak perang dagang AS dan Cina dimulai permintaan karet Cina menurun drastis.
Dari data ekspor untuk Sembilan bulan pertama 2019, ekspor karet Thailand ke Cina turun 15% dari tahun lalu. Pada tahun 2018 Thailand mengekspor 620 milyar bath karet ke Cina, namun dari Januari sampai September tahun ini, ekspor Thailand hanya 39 milyar bath ke Cina. Selain dari perang dagang penjualan kendaraan bermotor Cina turun 15 bulan terakhir sampai September 2015.
Sekarang petani Thailand sangat menderita karena hasil karet tidak bisa menjamin kehidupan mereka tidak cukup untuk makanan dan pakaian.
Pemerintah Thailand memberikan subsidi untuk pabrik karet yang kualitasnya tertinggi jaminan harganya 60 baht per kg, latex baht perkg dan block glue 23 baht perkg. Ditambah untuk 1,600 m2 kebun karet maksimum subsidinya 240 baht/ kg dan pengajuanya maksimum per satu petani karet adalah 40,000 m2.
Cuaca di Thailand yang panas dan berpantai sangat cocok bagi karet sehingga menghasilkan karet dengan jumlah dan kualitas yang terbaik. Tahun ini Cina sudah mulai membeli karet ke negara Asia Tenggara lainnya selain dari Thailand.
Thailand penghasil karet terbesar dengan produksinya 5 juta ton per tahun sementara negara – negara penghasil karet lainnya Indonesia 3.5 juta ton pertahun, Vietnam 1.1 juta ton dan Cina 840,000 ton, India 750,000 ton dan Malaysia 650,000 ton.
Pemerintah Thailand berusaha mencari negara-negara lain sebagai tujuan ekspornya selain Cina seperti India, Eropa, Jepang dan Korea Selatan, tapi konsumsi negara-negara ini tidak tinggi permintaan Jepang dan Korea Selatan hanya 600,000 – 700,000 ton /tahun, India permintaannya 800,000 ton / tahun tetapi sudah dipenuhi sendiri dengan produksi 700,000 ton setiap tahun. Sementara itu Thailand melobby Uni Eropa supaya tidak bergantung pada pasar Cina saja.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido