(Vibizmedia-Nasional) Agar dapat melompat dan mendahului bangsa lain, Indonesia membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta terobosan-terobosan jalan pintas yang cerdik, mudah, dan cepat. Indonesia juga membutuhkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila, toleran, berakhlak mulia, terus belajar, bekerja keras, dan berdedikasi.
Presiden Jokowi menyampaikan kita butuh inovasi-inovasi yang disruptif yang membalik ketidakmungkinan menjadi peluang. Yang membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan.
Yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa, jelas Presiden Jokowi pada Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (16/8).
Berbekal inovasi, kualitas SDM, dan penguasaan teknologi, Presiden meyakini, Indonesia dapat mengolah sumber daya alam yang dimiliki dengan jauh lebih baik. Menurutnya, Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alam seperti bauksit, batu bara, kelapa sawit, ikan, dan sebagainya, tetapi hal itu tidaklah cukup.
Kalau kita melakukan hilirisasi industri kita pasti bisa melompat lagi, tegasnya.
Hilirisasi industri tersebut misalnya dengan membangun industri pengolahan bauksit sehingga impor alumina tidak perlu dilakukan. Contoh lain, hilirisasi industri batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sehingga Indonesia bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya.
Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel kita akan meningkat empat kali lipat, lanjutnya.
Untuk itu, Presiden Jokowi mendorong agar kita berani memulai dari sekarang untuk melakukan lompatan-lompatan kemajuan. Beberapa yang sudah dimulai misalnya, program kewajiban B20 (solar dengan campuran biodiesel 20 persen), yang sebentar lagi akan menjadi B30. Bahkan, Presiden ingin lebih dari itu, yaitu Indonesia bisa membuat B100.
Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi kita bisa lebih dari itu, kita bisa ekspor avtur, kita juga ingin produksi avtur berbahan kelapa sawit. Kita sudah mulai membuka ruang pengembangan mobil listrik, tapi kita ingin lebih dari itu, kita ingin membangun industri mobil listrik sendiri, ungkapnya.
Presiden menambahkan keberanian juga diperlukan untuk melakukan ekspansi pasar sehingga para produsen tidak hanya bermain di pasar dalam negeri. Menurutnya, produk-produk Indonesia harus mampu membanjiri pasar regional dan global.
Pengusaha-pengusaha dan BUMN-BUMN kita harus berani menjadi pemain kelas dunia. Itu yang harus kita lakukan. Talenta-talenta kita harus memiliki reputasi yang diperhitungkan di dunia internasional itu yang harus kita siapkan. Sekali lagi kita harus semakin ekspansif, from local to global, jelasnya.