(Vibizmedia – Jakarta) Ibukota Jakarta menyimpan banyak kisah inspiratif dari para warganya dengan berbagai kisah kehidupan mereka.
Salah satunya adalah K Prawi, seorang pria asal Pemalang, berusia sekitar 50 tahun. Ia telah datang ke ibukota sejak tahun 1982. Ia gigih berjuang mencari uang dengan bekerja sebagai seorang tukang ojek sepeda ontel yang digelutinya hingga hari ini. Ia dapat ditemui di tempat mangkalnya bersama 7 orang tukang ojek sepeda lainnya di depan gerbang Stasiun Kota Jakarta.
Melewati berbagai perubahan jaman di ibukota selama 37 tahun K Prawi tetap setia menjalankan profesinya. Ia menjadi saksi mulai dari bersaing dengan becak, bajaj dan sekarang ia bersaing dengan para pengemudi Ojek Online dan kendaraan umum lainnya. Sementara ia dengan setia ia tetap menjadi seorang tukang Ojek Sepeda, dengan sepeda yang sama sejak awalnya.
Dari Senin hingga Minggu ia bekerja mulai dari jam 6 pagi hingga jam 4 sore. Di hari biasa penghasilannya kadang mencapai 25 ribu, paling banyak 100 ribu. Pelanggannya biasanya para ibu rumah tangga yang hendak belanja atau pekerja kantoran yang minta diantar ke Pasar Pagi, Jembatan Lima, Mangga Dua atau daerah sekitar stasiun dengan ongkos rata-rata 6000 hingga 7000 rupiah. Walau kadang ada yang memberikan 8000 hingga 10 ribu rupiah.
Ramai pelanggan hanya pada saat lebaran karena para saingan sedang pulang kampung. Jadi setiap hari lebaran dia tidak pernah pulang kampung supaya mendapat tambahan lebih banyak uang.
Ia merupakan gambaran kerja keras dan kegigihan seorang yang hidup sederhana, tetap bertahan mengerjakan pekerjaan yang halal menurut dia. Anak dan istrinya ditinggal di kampung dan hasil dari menarik ojek sepeda maka anak semata wayangnya sudah kuliah saat ini. Prinsip hidupnya adalah jangan pernah melakukan pekerjaan yang haram tapi halal agar mendapatkan yang baik.
Dyah Marwatri Nugrahani/VM
Editor : Fanya Jodie