Harga Minyak Internasional Sedang Terjun ke Posisi Terendah 7 Bulan

0
827

(Vibizmedia-Commodity) – Harga minyak mentah Brent yang merupakan acuan harga minyak internasional turun ke posisi terendah tujuh bulan di bawah $60 per barel pada penutupan perdagangan pasar komoditi berjangka sesi Amerika Rabu (07/08), karena meningkatnya ketegangan perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat.

Harga minyak Brent telah anjlok lebih dari 9% dalam sepekan terakhir setelah Presiden AS Donald Trump umumkan memberlakukan tarif baru pada impor Cina yang kemudian dibalas dengan penangguhan pembelian produk pertanian AS. Kemudian tensi ketegangan perang dagang bertambah lagi dengan menuduh China manipulator mata uang pasca anjloknya Yuan China.

Tuduhan Amerika tersebut kembali direspon oleh pemerintahan China dengan memperingatkan bahwa keputusan pemerintah Trump tersebut  menyebutnya sebagai manipulator mata uang akan menyebabkan kekacauan di pasar keuangan.

Harga minyak patokan internasional atau minyak Brent berjangka ditutup turun 2 persen menjadi $58,60 per barel, setelah merosot di awal sesi ke level terendah sejak 14 Januari di $58,90. Demikian juga dengan harga minyak mentah berjangka Amerika atau minyak WTI  turun 2,3 persen pada $53,47 per barel .

Namun harga minyak menemukan sedikit dorongan karena pemerintah AS memperkirakan bahwa pertumbuhan di cekungan Permian dan formasi serpih lainnya sebagian besar akan mengimbangi kerugian produksi dari Teluk Meksiko akibat Badai Barry bulan lalu. Selain itu mendapat  dukungan setelah  jajak pendapat Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS diperkirakan telah jatuh selama delapan minggu berturut-turut.

Di sisi pasokan minyak global, Iran telah mengancam untuk memblokir semua ekspor energi keluar dari Selat Hormuz yang merupakan seperlima dari lalu lintas minyak global, jika tidak mampu menjual minyak mereka seperti yang dijanjikan oleh perjanjian nuklir 2015 sebagai imbalan untuk mengekang pengayaan uranium.

Berita terbaru hari Senin lalu, Inggris  bergabung dengan Amerika Serikat dalam misi keamanan maritim di Teluk untuk melindungi kapal dagang setelah Iran merebut kapal berbendera Inggris.

Karenanya secara teknikal, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya dapat menemui posisi resisten 54.60 – 55.42 jika data pasokan minyak AS yang dilaporkan API dan EIA menurun. Namun jika sebaliknya akan meluncur ke posisi support di 52.62 – 51.35.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here