Pariwisata, Pendongkrak Ekonomi Lokal dan Devisa Negara

0
4565
Ilustrasi: Pariwisata Indonesia. FOTO: VIBIZMEDIA.COM/VERA

(Vibizmedia – Kolom) Siapa sangka bahwa pariwisata Indonesia berkembang pesat dalam empat tahun terakhir? Selama pemerintahan Jokowi, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang semakin maju dan diandalkan menjadi penghasil devisa negara  keempat terbesar setelah  kelapa sawit (CPO), minyak dan gas bumi serta pertambangan. Ekonomi masyarat lokal pun turut meningkat sejalan dengan ditingkatkannya fasilitas dan pemasaran daerah-daerah wisata Indonesia.

Ilustrasi: Bali, Pariwisata, Pendongkrak Ekonomi Lokal dan Devisa Negara (Photo: Vera Herlina/ VM),

Menurut Biro Pusat Statistik, dalam satu tahun saja (2017-2018) jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 15,81 juta kunjungan atau naik 12,58% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2017 yang berjumlah 14,04 juta kunjungan. Sedangkan kunjungan pelancong Nusantara meningkat sebanyak 16 juta orang dalam tiga tahun terakhir (2015-2018).  Padahal dalam tahun 2018, Indonesia banyak terkena bencana yang sebenarnya mengurangi jumlah wisatawan mancanegara maupun Nusantara. Namun dalam kondisi bencanapun, Indonesia masih menghasilkan 1,41 juta  wisatawan mancanegara per bulan di tahun 2018.

Seiring dengan semangat optimisme yang dibangun Presiden Jokowi,  tahun 2019 ini Indonesia tetap optimis menyongsong devisa dari pariwisata. Pasalnya, Indonesia negara yang sangat indah, memiliki banyak kekayaan wisata alam yang selalu membuat orang berdecak kagum dengan pesonanya.   Sebut saja Raja Ampat misalnya, memang alamnya sangat indah tidak terlupakan, rasanya tepat seperti lirik lagu Rayuan Pulau Kelapa yang mengatakan… “Negeri elok amat kucinta..”.

Ilustrasi: Raja Ampat, Pariwisata, Pendongkrak Ekonomi Lokal dan Devisa Negara (Photo: Vera Herlina/ VM)

Sampai hari ini saya tidak bisa melupakan saat kunjungan ke Raja Ampat dan melihat dolphin-dolphin yang berloncatan di Raja Ampat dengan keriangannya di tengah laut  biru nan luas yang menyatu dengan langit biru.

(Baca: Dolphin-dolphin Berloncatan di Raja Ampat, Papua)

 

Selama empat tahun sejak 2014, pemerintah telah melakukan banyak usaha untuk meningkatkan pariwisata Indonesia. Usaha ini diakui dunia Internasional dengan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata kesembilan tertinggi di dunia.  Indonesia tumbuh 22% dalam tahun 2017, jauh di atas pertumbuhan rata-rata dunia yang bertumbuh sebesar 6,4% dan di atas rata-rata negara ASEAN yang sebesar 7%.

Meskipun demikian, dengan rendah hati Arief Yahya, selaku Menteri Pariwisata,  pada bulan September 2018 lalu pernah menyatakan masih perlu belajar dari Thailand mengenai pemasaran pariwisata.  Devisa pariwisata yang dihasilkan pada tahun 2018 adalah USD 15,20 Milyar, naik 15,4% dibandingkan dengan tahun 2015. Devisa pariwisata Thailand memang sudah mencapai USD 40 Milyar. Hal ini memicu Indonesia untuk lebih lagi meningkatkan pariwisata sebagai andalan penghasil devisa.

Ilustrasi:Keindahan Danau Toba, Sumatera Utara (Photo: Ferdinan Rafelles/VM)

Tahun 2019 ditargetkan 20 juta wisman dalam dua semester.  Presiden Jokowi dalam sambutannya pada Konvensi Nasional Humas 4.0 pada 10 Desember 2018 mengatakan akan memperbaiki infrastruktur, perpanjangan runway, perbaikan terminal dan jalur transportasi serta fasilitas lain seperti hotel dan lainnya.  Tanpa itu semua mustahil pariwisata Indonesia dapat berkembang.

Dalam perjalanan saya berkeliling berbagai destinasi wisata di luar negri memang infrastruktur dan utilitas dasar sangat berpengaruh untuk mendatangkan wisatawan. Setiap kali ke Jepang misalnya, akses menuju lokasi wisata walau jauh tapi mudah dijangkau dengan kendaraan seperti kereta api, MRT, bus, taksi. Semua informasi tentang akses tempat wisata bisa didapatkan di bandara. Bahkan toilet-toilet umum yang bersih sekitar tempat wisata dan jalur untuk para penyandang disabilitas pun selalu dipikirkan. Hal ini menciptakan kemudahan dan kenyamanan bagi  para wisatawan.

Itu sebabnya sepuluh destinasi unggulan di Indonesia akan difokuskan lagi menjadi empat (4) destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Mengapa empat destinasi ini menjadi prioritas? Karena infrastruktur dan utilitas dasar dari 4 destinasi super prioritas itu sudah dipenuhi. Sebagai contoh sudah terdapat jalan tol dari Kualanamu ke Tebing Tinggi untuk menjangkau destinasi Danau Toba dan sudah ada  outer ring road serta empat pasang dermaga di Pulau Samosir.

Demikian juga infrastruktur di Mandalika sudah rampung dengan investasi yang sudah mencapai USD 2 Milyar. Bandara di Labuan Bajo pun dijadikan bertaraf internasional.  Disamping destinasi unggulan,  masih ada lagi program untuk millennial travellers yaitu destinasi digital yang instagramable dan destinasi nomadic seperti di Orchid Forest-Cikole,  Eco Beach Tent di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung.

(Baca: Pengembangan Mandalika Menjadi Lokasi Wisata Sport)

(Baca: Kementerian PUPR Terus Bangun Infrastruktur KSPN, Wisata Labuan Bajo Kini Sudah Rapih)

Kementrian Pariwisata sendiri telah menyiapkan 3 strategi andalan memasuki tahun 2019. Strategi tersebut dibagi tiga, yaitu:

  1. Ordinary

Yaitu  program-program yang sudah sukses dijalankan di tahun-tahun sebelumnya yaitu Branding, Advertising, Selling (BAS).

  1. Extra Ordinary

Yaitu program baru yang diluncurkan tahun 2019 yaitu Incentive (Airlines), Hot Deals, dan Competing Destination Model (IHC).

  1. Super Extra Ordinary

Yaitu program-program istimewa yang menjadi senjata pamungkas yaitu: Border Tourism, memanfaatkan Hubregional seperti Singapura dan Kuala Lumpur dan Low Cost Terminal (BHL).

Tidak ketinggalan pula pembangunan SDM untuk menyongsong 20 juta wisatawan. Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata dikembangkan dengan konsep 3C: Curricullum, Certification, Center of Excellence dan pengajar serta praktisi berkelas internasional pun didatangkan.

Sebagai negara keenam terindah di dunia versi Rough Guides, tentu keindahan negara kita tidak kalah dari negara Asia lainnya dan pastilah bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara bila dipersiapkan dengan baik.

Ilustrasi: Kawasan wisata Tanjung Tinggi, Belitung Barat. (Photo: Vibizmedia/Sianne Putri)

Tahun 2020 telah dicanangkan bahwa pariwisata akan menjadi penghasil devisa nomor satu bagi Indonesia. Kini, Indonesia semakin siap menyongsong datangnya devisa dari Pariwisata!

Yang terakhir, Indonesia diberitakan akan menjadi tuan rumah ajang balap motor MotoGP pada tahun 2021 yang akan digelar di Kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ditargetkan Kemenpar kompetisi ini akan mendatangkan 100 ribu wisatawan mancanegara.

Maka, Indonesia akan semakin menjadi salah satu daya tarik dunia untuk tujuan wisata yang beraneka ragam.

(Baca: Menpar Arief Bangga Indonesia Peringkat ke-6 Negara Terindah di Dunia)

Vera HerlinaPenulis: dr. Vera Herlina,S.E.,M.M/VMN/BL/Partner of Management & Technology Services, Vibiz Consulting Group.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here