(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu pada hari Jumat (8/02), posisi dolar AS menguat terbatas oleh karena kekuatan mata uang yen Jepang. Dolar AS hanya menguat terhadap kurs komoditas seperti aussie dan loonie Canada serta rivalnya di Eropa.
Dolar melemah terhadap yen Jepang dalam pair USDJPY setelah pejabat administrasi senior Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Trump dan Presiden Xi tidak mungkin bertemu sebelum gencatan perdagangan berakhir pada 1 Maret 2019 dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengakui ada jarak yang cukup jauh untuk ditempuh sebelum AS dan China mencapai kesepakatan perdagangan.
Berita ini cukup mengagetkan sentimen pasar yang sebelumnya optimis perselisihan dagang AS-China dapat diselesaikan setelah sebelumnya Steven Mnuchin pernah menyatakan Presiden Trump akan berjumpa dengan Presiden China membahas penyelesaian akhir krisis dagang.
Kekhawatiran pasar bahwa pemerintahan Trump tidak akan mencapai kesepakatan perdagangan dengan China sebelum batas waktu Maret memperparah sentimen perdagangan global sehingga pelaku pasar lebih memilih aset safe haven.
Sebelumnya pergerakan di sesi Eropa bergolak setelah Komisi Eropa memangkas prospek pertumbuhan untuk zona euro tahun ini karena perkirakan ekonomi terbesar blok itu akan merosot oleh ketegangan perdagangan global. Proyeksi Komisi Eropa bahwa pertumbuhan zona euro akan melambat menjadi 1,3 persen tahun ini dari 1,9 persen pada 2018, sebelum rebound pada 2020 menjadi 1,6 persen.
Apa yang dilakukan Komisi Eropa tersebut membuat kurs euro harus melemah terhadap dolar AS, melemah sekitar 0,17% ke posisi $1,348. Terhadap yen Jepang, dolar AS harus menyerah dengan pelemahan sekitar 0,13% ke posisi 109,83 per dolar, sebelumnya yen sudah kalah terhadap dolar 4 hari berturut.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya pada akhir sesi berada pada posisi 96,67 atau naik tipis sekitar 0,16% dari perdagangan sebelumnya. Namun indeks sudah bergerak rally selama 6 hari berturut.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang