Forex Akhir Pekan: Euro dan Aussie Cetak Untung Paling Banyak

0
675

Jelang akhir perdagangan forex sepekan hari Jumat (25/01) di sesi Amerika, mata uang utama yang sedang meraup untung besar yaitu euro dalam pair EURUSD dan disusul oleh kurs komoditas-aussie. Dolar AS terpantau terjun bebas ke posisi terendah dalam 8 hari perdagangan setelah perdagangan sebelumnya menembus puncak tertinggi dalam 3 pekan.

Dolar AS sedang alami tekanan jual yang meluas ke semua rival utamanya oleh sentimen kekhawatiran kondisi ekonomi AS pasca penutupan operasional pemerintahan Trump. Sehingga menjadi pijakan kuat bagi rival-rivalnya untuk melaju dan cetak penguatan mingguan.

Euro rally kencang  karena investor bergerak ke harga tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi dan lebih hati-hati dari Bank Sentral Eropa tentang menghilangkan stimulus. Presiden ECB Mario Draghi memperingatkan pada hari Kamis bahwa penurunan ekonomi zona euro bisa lebih jelas daripada yang diperkirakan beberapa minggu lalu.

Terhadap dolar AS, euro alami kenaikan 0,81 persen, dengan poundsterling alami penguatan tipis 0,02 persen, demikian terhadap yen Jepang naik 0,96 persen, namun terhadap aussie pair EURAUD alami pelemahan sekitar 0,36 persen.

Poundsterling mencapai tertinggi posisi 11-minggu tertinggi  setelah sebuah laporan bahwa Partai Unionist Demokrat Irlandia Utara secara pribadi telah memutuskan untuk menawarkan dukungan bersyarat untuk kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May minggu depan.

Terhadap dolar AS, poundsterling  alami kenaikan 0,84 persen, dengan yen Jepang naik hingga 0,85 persen. Namun  terhadap euro dan aussie alami pelemahan masing-masing 0,16 dan 0,48 persen. Sterling telah naik sekitar 1,8 persen minggu ini, bergerak di atas $1,30 terhadap dolar pada harapan Inggris akan menghindari Brexit tanpa kesepakatan pada 29 Maret.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatannya versus enam mata uang utama lainnya, turun 0,71 persen menjadi 95.92. Terpantau dolar AS hanya sedang melemah terhadap yen Jepang pasca kuatnya perdagangan aset beresiko dan kenaikan yield treasury AS.

Dolar menghadapi tahun yang sulit karena pertumbuhan di dalam negeri dan secara global berada di bawah tekanan dan Federal Reserve bergerak lebih dekat untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunganya. Suku bunga berjangka menentukan harga tanpa perubahan suku bunga oleh The Fed hingga 2019, perubahan dari kenaikan empat tahun lalu dalam dorongan besar terhadap dolar.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here