Presiden Jokowi : Ketersediaan Air, Kunci Mengembangkan Pertanian Nasional

0
752
Presiden Joko Widodo membuka rapat kerja nasional pembangunan pertanian tahun 2017 di Hotel Bidakara. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Turunnya angka impor nasional untuk beberapa komoditas pertanian, Presiden Joko Widodo mengungkapkan kunci sukses kembangkan pertanian nasional.

Dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (5/1), Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan sektor pertanian merupakan pintu masuk untuk mengatasi masalah kemiskinan yang sudah menjadi masalah negara selama bertahun-tahun dan juga menekan ketimpangan.

Ketimpangan yang dimaksud adalah wilayah maupun kesenjangan antara kaya dan miskin. Artinya kita tidak bisa lagi melihat bahwa pembangunan pertanian ini dengan sebelah mata. Sektor pertanian harus dikembangkan menjadi alat rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama, tegas Presiden.

Kunci sukses pertama yang disampaikan oleh Presiden guna mengembangkan pertanian nasional ialah mengenai ketersediaan air. Bagi Presiden, ketersediaan pasokan air yang mencukupi merupakan faktor terpenting untuk meningkatkan produksi pertanian.

Baik yang berkaitan dengan irigasi dan waduknya. Karena kunci dari peningkatan produksi pertanian adalah air. Tidak ada yang lebih penting dari itu. Kalau ini diselesaikan dan air bisa mengalir ke sawah-sawah kita, saya sangat meyakini itu akan meningkatkan drastis produksi pertanian kita, jelasnya.

Selain ketersediaan pasokan air melalui irigasi dan waduk, Presiden Joko Widodo juga mengingatkan pentingnya pembangunan embung atau kantong air. Embung tersebut nantinya akan berperan sebagai cadangan air bila musim kemarau tiba. Menyadari pentingnya embung tersebut, pemerintah bahkan menargetkan pembangunan sekitar 30 ribu embung pada tahun 2017 ini.

Agar dapat merealisasikan target pembangunan 30 ribu embung tersebut pada tahun ini, diperlukan sinergi antara Menteri Pertanian, Menteri Desa dan Menteri Pekerjaan Umum (PU), ungkap Presiden Jokowi.

Setiap daerah harus memiliki fokus apa yang harus dikerjakan termasuk urusan pertanian, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya di Kabupaten Dompu konsentrasi di jagung, jangan dibebani produk yang lain, tetapi diberi target yang jelas. Kalau targetnya tidak tercapai lihat secara detail masalahnya apa. Demikian di Solok konsentrasi pada bawang.

Presiden tekankan bahwa pengelolaan pertanian tidak cukup hanya pada proses produksi atau menanamnya, tapi juga pada proses pemasarannya. Untuk itu, Presiden meminta agar ke depan jajarannya menyiapkan platform-platform khusus yang dapat menangani dan memasarkan produk pertanian. Pemanfaatan teknologi informasi dalam hal tersebut diyakini mampu untuk menjawab masalah selama ini.

Perlu adanya infrastruktur pemasaran yang betul-betul dilihat secara detail.  Siapkan  logistic platform, siapkan retail platform. Dalam dunia IT yang sekarang ini kita hadapi, tanpa itu jangan berharap ada efisiensi. Sehingga mata rantai di lapangan, di pasaran, dan yang sekarang dikuasai tengkulak-tengkulak itu bisa dipendekkan, jelas Presiden.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here