(Vibizmedia – Nasional) Dengan kondisi geografis di Papua dan sulitnya transportasi membuat PT Pertamina (Persero) mengalami kesulitan untuk menjangkau wilayah-wilayah tersebut, untuk itu Pertamina menetapkan program Papua Satu Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Nasional.
Harga secara nasional yang berlaku adalah untuk BBM jenis premium seharga Rp 6.450 per liter, sedangkan solar Rp 5.150 per liter. Langkah yang dilakukan untuk menetapkan harga tersebut dengan cara menyediakan lembaga – lembaga penyalur seperti Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di daerah-daerah atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Terdapat 8 daerah yang belum tersedia lembaga penyalur baik SPBU maupun APMS sehingga harga jauh diatas harga normal yaitu pegunungan Arfak di Papua Barat, Illaga di Kabupaten Puncak, Kabupaten Tolikora, Yahukimo, Nduga, Memberamo Tengah, Memberamo Jaya dan Kabupaten Intan Jaya.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang sampaikan bahwa dari 8 daerah tersebut, harga kisaran bisa mencapai Rp 20.000 per liter, Rp 60.000 per liter bahkan Rp 100.000 per liter dikarenakan harga normal ditambah biaya angkut baik melalui laut, sungai, udara maupun darat ke masing-masing daerah, ungkapnya Senin (17/10).
Sebagai upaya melakukan efisiensi, Pertamina berinisiatif akan membuka beberapa APMS dengan menanggung ongkos angkut atau mensubsidi sampai lokasi APMS sehingga harga BBM sama dengan SPBU.
Untuk menerapkan subsidi ini, Pertamina siapkan anggaran untuk premium dan solar sebesar Rp 900 miliar. Saat ini, untuk kebutuhan BBM di Papua sebesar 5% dari kebutuhan nasional. Selain itu, agar dapat digunakan untuk subsidi diwilayah terpencil, terluar dan terdepan di Indonesia, Pertamina kini menggunakan konsep subsidi silang dari keuntungan di wilayah-wilayah lain di Indonesia, ungkap Ahmad.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela
